Dugaan Gratifikasi Umrah Bupati Cianjur dan Kolega, Polisi Mulai Sebar Surat Panggilan

Ada dua orang yang akan dimintai keterangan kasus kekerasan terhadap mahasiswa, yaitu Reza dan terduga pelaku Jamaluddin Junaidi Ghani. 

Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Kemal Setia Permana
Fauzi Noviandi / Tribunjabar 
Kasat Reskrim Polres Cianjur Iptu Tono Listianto, memberikan keterangan soal dugaan kekerasan dan gratifikasi umrah bupati Cianjur, di Mapolres Cianjur, Rabu (25/8/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi. 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Penyidik Satreskrim Polres Cianjur melayangkan surat pemanggilan dan klarifikasi terhadap sejumlah pihak terkait kasus dugaan gratifikasi umrah pejabat, kolega Bupati dan Bupati Cianjur

Hal tersebut diungkapkan Kasat Reskrim Polres Cianjur Iptu Tono Listianto pada wartawan, Rabu (11/10/2023).

"Suratnya sudah kita layangkan ke pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan dan klarifikasi atas dugaan gratifikasi pembiayaan umrah tersebut yang dilaporkan Himpunan Mahasiswa Tjianjioer (Himat)," kata Tono. 

Namun Tono belum dapat menyebutkan pihak terkait mana saja yang rencananya akan dipanggil pada Senin depan. 

Ia hanya memastikan bahwa pemanggilan itu tidak hanya terkait dugaan gratifikasi, namun juga untuk para saksi dan terduga pelaku penganiayaan terhadap mahasiswa saat tengah mempertanyakan sumber dana pembiayaan umrah timses bupati Cianjur.   

Ia menyebutkan ada dua orang yang akan dimintai keterangan kasus kekerasan terhadap mahasiswa, yaitu Reza dan terduga pelaku Jamaluddin Junaidi Ghani. 

"Jadwal pemanggilannya sudah ditetapkan, yaitu pada Senin depan," ucapnya. 

Sebelumnya diberitakan, pembiayaan umrah bupati Cianjur, pejabat Pemkab Cianjur, dan tim sukses, diduga merupakan upeti dari pengusaha atas pembebasan lahan

Hal tersebut disebutkan Ketua Himpunan Mahasiswa Tjianjioer (Himat), Raden Edwin Nursalam saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (10/10/2023). 

"Adanya dugaan gratifikasi terhadap bupati, pejabat pemkab, dan kolega bupati tersebut berawal adanya pronyek pembebasan lahan di Kecamatan Cidaun, dan Sukanagara perbatasan Takokak," kata Edwin Nursalam saat dihubungi melalui sambungan telepon. 

Setelah proyek pembebasan lahan tersebut selesai, Edwin menyebutkan bahwa sebagai bentuk ucapan terimakasih atas rekomendasi bupati, perusahan tersebut memberikan hadiah umrah. 

"Informasi yang kami himpun, perusahaan tersebut bergerak di bidangPpembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jawa Timur dan perusahaan tersebut harus mencari lahan pengganti. Lahan penggantinya yaitu di Cianjur seluas 10 ribu hektare," ucapnya.

Edwin menyebutkan pihaknya telah melapor ke Mapolres Cianjur terkait kasus dugaan gratifikasi terhadap Bupati Cianjur Herman Suherman, pejabat pemkab, hingga kolega. . 

"Kamis sangat menyayangkan tindakan atau perbuatan hadiah umroh tersebut, di saat ekonomi sulit seperti ini pejabat di Cianjur malah pergi umrah bersamaan. Walau pun setelah ramai, bupati Cianjur tak jadi ikut pergi umrah," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved