Pemkab Sumedang Sudah Antisipasi El Nino, Anggaran Bisa Dipakai Kalau Ada Status Tanggap Darurat

Pemerintah Kabupaten Sumedang siap mencairkan anggaran untuk status tanggap darurat akibat El Nino.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Sumedang, Tuti Ruswati. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pemerintah Kabupaten Sumedang siap mencairkan anggaran untuk status tanggap darurat akibat El Nino. Anggaran itu akan diambil dari anggaran cadangan pangan yang ada di APBD murni 2023 sebesar Rp 1,2 miliar.

"Cadangan pangan daerah yang digelontorkan di (APBD) murni Rp 1,2 M, ada sisa. Kemarin sudah rapat dengan Forkopimda untuk tanggap darurat El Nino. Kalau sudah ada status tanggap darurat, berarti sudah bisa memakai anggaran itu," kata Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Sumedang, Tuti Ruswati, Selasa (10/10/2023).

Bagi Sumedang, El Nino telah membawa berbagai dampak. 

Di antaranya telah terjadi 47 peristiwa kebakaran lahan dan hutan. Selain itu juga kekeringan, gagal tanam dan panen lahan pertanian, serta bencana kekurangan air bersih. 

Hal itu pula yang mendasari para aparatur sipil negara (ASN) di Sumedang mengikuti salat Istisqa atau salat meminta hujan. Kegiatan itu dilaksanakan di lapangan Pusat Pemerintahan Sumedang, Selasa siang. 

Baca juga: KABAR BAIK, Hujan Diperkirakan Mulai Turun Bulan November meski El Nino Baru Berakhir Tahun Depan

Namun, selain memohon kepada Allah SWT, pemerintah telah banyak melakukan upaya. 

"Banyak sawah-sawah yang kekeringan, kebakaran hutan, dan untuk meredam itu, kami lakukan upaya mengadakan suplai air ke lahan-lahan pertanian," kata Tuti Ruswati.

Menurut Tuti, lahan pertanian perlu betul-betul diperhatikan sebab gagal tanam dan panen para petani dapat menyebabkan inflasi. 

Harga-harga bahan pokok akan semakin menjulang sebab pasokan bahan pangan tidak ada. 

Baca juga: El Nino Sebabkan Kemarau Panjang, Peneliti BRIN Sarankan Petani Ganti Tanaman Padi dengan Ini

"Sudah dipastikan ada gagal panen, tapi kami antisipasi. Di Buahdua ada lahan tak terairi, kami buat sodetan untuk mengalirkan air dari bendungan," ucapnya.

Hal yang sama juga terjadi di Sukasirna.

"Kami mencoba menarik air dan salurkan ke sawah. Kami berusaha untuk seperti itu agar mengurangi terjadinya gagal panen," kata Tuti. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved