Mirna Perempuan Jakarta Ini Hobi Main Layang-layang Berawal dari Sakit Bapaknya, Kok Bisa? 

Salah satu peserta dari Indonesia datang dari anggota komunitas layang-layang Jakarta Kitefliers Association, yakni Mirna Indriasari.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Eki Yulianto
Mirna Indriasari dan ayahnya menjadi peserta festival layang-layang internasional di Taman Muara Mundu, di Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Sabtu (7/10/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Festival layang-layang internasional yang digelar di Taman Muara Mundu, di Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, diikuti oleh puluhan peserta.

Sebanyak 15 peserta di antaranya datang dari 4 negara, yakni Singapura, Malaysia, Lebanon, dan Indonesia.

Salah satu peserta dari Indonesia datang dari anggota komunitas layang-layang Jakarta Kitefliers Association, yakni Mirna Indriasari.

Mirna, yang datang bersama ayahnya, mengaku antusias dengan festival yang digelar kali ini.

Selain memang hobi bermain layang-layang, ingin lebih mengenal suasana Cirebon juga menjadi faktor karyawan swasta ini jauh-jauh bermain layang-layang di kota udang.

"Saya ke sini sama bapak saya yang sama-sama hobi bermain layang-layang," ujar Mirna saat diwawancarai di lokasi, Sabtu (7/10/2023).

Di tengah-tengah menerbangkan layang-layang berukuran besar berkarakter oktopus, Mirna menceritakan awal dia hobi bermain layang-layang.

Dari sosok ayahnyalah, ia jadi tekun bermain layang-layang dari satu daerah ke daerah lainnya.

"Jadi, awal saya suka main layang-layang itu dari bapak saya."

"Unik nih ceritanya, karena awalnya berawal dari bapak sakit," ucapnya.

Lebih jauh Mirna bercerita bahwa di tahun 2006, ayahnya mengidap suatu penyakit.

Penyakitnya itu membuat ayahnya harus melakukan aktivitas joging setiap harinya selama 2 jam.

Jogingnya itu dilakukan salah satunya di Pantai Ancol, tempat banyak warga bermain layang-layang.

"Jadi bapak saya waktu sakit itu harus pakai ring dan harus joging minimal 2 jam."

"Karena itu, saya menemani bapak saya joging selama 2 tahun tuh, tapi karena bosan kami pindah ke Ancol."

"Nah, di sana sering lihat warga bermain layang-layang dan penjual layangan, dari situ saya dan bapak suka main layang-layang," jelas dia.

Selain menjadi hobi, bermain layang-layang juga kini bisa mengantarkan Mirna bepergian ke sejumlah daerah di Indonesia, bahkan luar negeri.

Melalui komunitasnya, sejumlah festival dan kejuaraan layang-layang pun pernah diikutinya.

"Alhamdulillah banyak daerah di Indonesia maupun luar negeri yang saya datangi."

"Di Indonesia, festival di Bali paling berkesan, karena di sana anginnya bagus jadi untuk menerbangkan layang-layang tuh enak."

"Kalau di luar, di Malaysia di Pasir Gudang. Di sana angin kencang sampai berkecepatan 40 knot," kata perempuan asal Jakarta ini.

Dalam mengikuti festival layang-layang internasional di Cirebon, Mirna membawa 20 layang-layang berbagai ukuran dan karakter.

Karakter oktopus yang memiliki panjang 25 meter menjadi andalannya kali ini.

"Di sini (Cirebon), menyenangkan. Walaupun lahannya kurang luas, anginnya cukup baik," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved