Kisah Pilu Ibu dan Bayi Meninggal

'Biar Saya Saja yang Sakit Hati' Ardiansyah Memaafkan Dokter yang Menangani Istrinya saat Persalinan

Ardiansyah sebelumnya akan membawa kasus meninggalnya istri dan anaknya akibat kelalaian itu ke ranah hukum

|
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Ravianto
Dok. Humas RSUD Sumsdang
Pertemuan dokter RSUD Sumedang dengan Ardiansyah Afandi, suami almarhumah Mamay Maida, di Balai Desa Buana Mekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, Rabu (4/10/2023) malam.  

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Ardiansyah Afandi (30) suami yang harus kehilangan istri dan jabang bayinya di Sumedang sudah memaafkan dokter yang menangani persalinan.

Ardiansyah memilih memaafkan dokter setelah shalat istikarah dan menemui guru pesantrennya di Sumedang. Kasus ibu dan jabang bayi meninggal saat persalinan ini berakhir damai.

Istri Ardiansyah diketahui meninggal setelah dokter yang menanganinya terus memberikan induksi sehingga berakibat pada kematian.

Meninggalnya Mamay Maida, istri Ardiansyah juga membuat jabang bayi yang akan dilahirkan ikut meninggal.

Ardiansyah memaafkan sang dokter setelah dokter tersebut datang menemuinya.

Pertemuan dilakukan di Balai Desa Buana Mekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, tempat tinggal keluarga Mamay Maida. 

Ardiansyah Apandi (30) bersama anak pertamanya berziarah ke makam Mamay Maida (27), di TPU Cipeureu , Desa Buanamekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, Senin (2/10/2023).
Ardiansyah Apandi (30) bersama anak pertamanya berziarah ke makam Mamay Maida (27), di TPU Cipeureu , Desa Buanamekar, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, Senin (2/10/2023). (Dok Ardiansyah Apandi)

Dalam pertemuan, Rabu (4/10/2023) malam itu, suami Mamay, Ardiansyah Afandi (30) menjadi sentral. Dia mengatakan bahwa dokter yang bersangkutan telah mengakui lalai. 

"Dokter menyampaikan bela sungkawa. Dokter juga mengakui ada kelalaian. Dan saat itu saya tidak bawa bab pidana," katanya, Kamis (5/10/2023). 

Ardiansyah sebelumnya akan membawa kasus meninggalnya istri dan anaknya akibat kelalaian itu ke ranah hukum. Namun, sebelumnya, dia mendatangi gurunya di Pesantren Cikalama, Kecamatan Cimanggung, Sumedang. 

Baca juga: Dokter RSUD Sumedang Akui Lakukan Kelalaian, Temui Keluarga Ibu dan Anak yang Meninggal Dunia

Oleh gurunya, Ardiansyah diminta salat istikharah. Dia juga diberi wejangan bahwa jika kasusnya berlanjut, akan ada autopsi. Gurunya menyampaikan bahwa dia tidak rela, jenazah Mamay digali untuk lalu diautopsi. 

"Itu pun kalau kamu masih menganggap Ama sebagai guru," kata Ardiasnyah menirukan perkataan gurunya. 

Dia lalu istrikharah. Hasilnya adalah Ardiasnyah  harus berani memaafkan. 

"Dalam impian, datang istri, dia katakan biar Allah yang membalas," katanya. 

Ardiansyah memang tidak terpuaskan dengan jawaban-jawaban dokter atas diagnosa dan tindakan yang dilakukan kepada istrinya. Namun, ketidak puasan itu cukup ditelan sebagai kenyataan pahit. 

"Saya memaafkan. Harapannya supaya tidak terjadi Mamay-Mamay berikutnya, biar saya saja yang sakit hati," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved