Tiktok Live Shop Tutup

Penjual TikTok Shop: UMKM Mati Bukan Karena TikTok, Tapi Karena Produk Impor

Membeli barang yang dijual secara live di TikTok Shop ini memang cukup banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Salah satu penjual kerudung di Balubur Town Square saat live TikTok. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Berbagai diskon menarik diberikan oleh penjual yang berjualan di TikTok Shop setelah turun keputusan akan ditutupnya TikTok Shop Indonesia mulai hari ini, 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB.

Membeli barang yang dijual secara live di TikTok Shop ini memang cukup banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

Kemudahan akan berbelanja pakaian dengan model yang lebih beragam dan melihat langsung ketika dikenakan pun menjadi salah satu keunggulannya.

Adanya pemberitahuan bahwa TikTok Shop Indonesia ditutup membuat pedagang kerudung di Balubur Town Square Air Hijab memberikan penawaran menarik untuk para pembeli.

"Hari ini sudah nggak jualan, kemarin terakhir tapi nggak nurunin harga kerudung sih. Cuma tiap pembeli yang checkout bisa mendapatkan logam mulia 0,01 gram tiap membeli satu produk dan berlaku kelipatan," ujar Oca saat ditemui di Baltos, Jalan Kebon Bibit, Rabu (4/10/2023).

Oca mengatakan harga penjualan di TikTok Shop memang lebih murah dibandingkan platform lainnya dan penjualan toko karena harus membayar sewa.

Pendapat berbeda dikemukakan pemilik brand sandal traveling lokal Sixtynine Project, yang memang sejak awal telah berjualan live TikTok selama 24 jam.

Pendiri Sixtynine Project, Taufik, mengatakan ia merasa tidak masalah dengan ditutupnya platform TikTok Shop meskipun akan berdampak pada penjualannya.

"Alasan ditutup kan memang nggak sesuai dengan izinnya, dan ada alasan adanya TikTok Shop ini mematikan UMKM."

"Padahal yang bikin UMKM mati itu bukan Tiktok, justru mereka support. Musuh UMKM adalah produk impor," ujar Taufik.

Ia menegaskan, selama ini UMKM-lah yang kena dampak akibat barang impor yang masuk ke Indonesia dan dijual dengan harga yang murah.

"Yang seharusnya ada pembatasan tentang produk impor khususnya barang jadi, karena yang membuat UMKM kena dampak itu ya barang impor," ujarnya.

Taufik pun memberikan contoh, harga produksi berjualan sepatu di Indonesia sekitar Rp 120 ribu, sedangkan barang impor sepatu yang sudah jadi harganya hanya Rp 40.000 dan kemudian dijual dengan harga produksi.

Hal ini tentu menyulitkan UMKM lokal yang kesulitan akan bersaingnya harga pasar.

"Kalau dipermasalahkan harga murah ya bukan karena TikTok, justru karena kebijakan impor yang salah."

"Kalau impor ditutup ya semua aman berjualan di platform mana pun," ujarnya.

Taufik pun berharap di kemudian hari, TikTok Shop akan kembali muncul dengan izin yang sudah komplet, tidak melanggar perizinan Indonesia, dan kebijakan impor segera diatasi. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved