Rumah Mewah Terbengkalai di Bandung

Rumah Mewah di Sukamenak Bandung Terbengkalai, Penghuni Sudah Sepuh, Tak Ada Listrik dan Air Bersih

Sebuah rumah mewah di Desa Sayati Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung tebengkalai dan telihat seram.

|
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Kisdiantoro
Lutfi A Mauludin/Tribunjabar.id
Rumah mewah terbengkalai di Kabupaten Bandung, ditinggali Bu Guritno seorang diri. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebuah rumah mewah di Desa Sayati Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung tebengkalai dan telihat seram.

Situasi rumah mewah terbengkalai terlihat lebih seram di malam hari. Sebab, rumah mewah ini sudah lama tak ada aliran listrik dan air bersih.

Penghuni rumah mewah terbengkalai ini sudah sepuh dan tinggal seorang diri.

Bangunan rumah mewah terbengkalai ini berada di Komplek Sukamenak Indah Blok H, RT06, 01, Desa Sayati.

Rumah tersebut berwarna putih cokelat, namun kini sudah luntur dan kotor. Halamannya banyak ditumbuhi rumput liar.

Beberapa bagian rumahnya terlihat rusak, mulai dari gerbang garasi, kaca samping yang pecah, hingga terdapat genteng yang berjatuhan.

Bahkan terdapat pohon besar yang tumbang dan terlihat sudah kering, bersender ke rumah bagian sampingnya.

Rumah tersebut memiliki halaman yang cukup luas, berada di ujung deretan rumah di blok tersebut.

Namun halamannya kini ditumbuhi tanaman liar. Bahkan di tembok rumah pun ditumbuhi tanaman liar merambat.

Sehingga rumah mewah dua tingkat tersebut, tak terlihat kemewahannya.

Baca juga: Sosok Bu Guritno Pemilik Rumah Mewah Terbengkalai di Bandung, 10 Tahun Tinggal Tanpa Air dan Listrik

Rumah itu lebih terlihat rumah yang seram. Apalagi jika dilihat di malam hari.

Di malam hari terlihat seram karena tak ada lampu. Listrik di rumah tersebut sudah bertahun-tahun diputus.

Walau demikian dengan kondisi rumah memprihatinkan rumah ini masih dihuni pemiliknya. Kondisi pemiliknya juga terbilang memprihatinkan.

Pasalnya di usianya yang senja ia hidup sebatang kara, menghuni rumah yang cukup luas hingga tak terurus.

Rumah mewah di Komplek Sukamenak Indah Blok H, RT06, 01, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung yang kondisinya terbengkalai karena penghuninya ibu yang sudah berusia senja dan hidup sebatang kara. Foto diambil Senin (2/10/2023).
Rumah mewah di Komplek Sukamenak Indah Blok H, RT06, 01, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung yang kondisinya terbengkalai karena penghuninya ibu yang sudah berusia senja dan hidup sebatang kara. Foto diambil Senin (2/10/2023). (lutfi ahmad mauludin/tribun jabar)

Akibat tak memiliki pemasukan ia tak sanggup membayar listrik hingga akhirnya tak ada listrik yang mengalir ke rumahnya.

Bahkan untuk makan sehari-hari ia mengandalkan pemberian dari tetangganya.

Tak hanya itu suplai air bersih untuk kebutuhannya juga dibantu tetangganya.

Dia adalah Bu Guritno (70), yang sudah puluhan tahun menghuni rumah tersebut.

Saat tribun berkunjung ke rumahnya didamping ketua RT setempat, Ade Wahdanil, Guritno enggan keluar rumah meski pintunya diketok-ketok dan namanya dipanggil oleh Ade. Padahal terlihat dan terdengar ada dirinya di dalam rumah.

Ade mengungkapkan, Bu Guritno sudah tinggal di rumaah tersebut, sejak tahun 1985 bersama keluarganya.

"Dulu dia bekerja di IPTN. Kalau sekarang aktivitasnya di dalam rumah, kadang suka keluar rumah sesekali," ujar Ade, di depan rumah tersebut, Senin (2/10/2023).

Ade menjelaskan, rumah Guritno mulai terbengkalai, sekitar 20 tahun lalu, saat ia dan suaminya keluar dari tempat kerjanya.

"Ditambah suaminya meninggal dunia," Katanya.

Setelah itu, kata Ade, rumah ini semakin terbengkalai, setelah ibu ini ditinggalkan anaknya yang pindah ikut suaminya setelah menikah.

"Kondisinya seperti ini sejak, sekitar 20 tahun lalu, kalau tanpa air dan listrik mungkin sejak sekitar 10 tahun," tuturnya.

Ade mengatakan, untuk makan dan minum sehahri-hari dari warga. 

"Jadi warga tidak membiarkan juga. Biasanya dia keluar jam 05.30 WIB, minta air dan makan ke warga, kadang siang juga suka keluar kalau ada keperluan," tuturnya.

Bahkan kakta dia, pengurus RT setempat mengeluarkan anggaran untuk membersihkan depan rumahnya.

Sebab memang di depan rumahnya, jika tak dibersihkan banyak tanaman liar hingga membuat kondisinya nampak semerawut, hingga khawatir adanya atau dijadikan sarang hewan berbahaya seperti ular.

"Sebulan sekali ngeluarin uang Rp 150 ribu, untuk membersihkan depannya. Kalau ke dalam terasnya kita gak boleh, dia pasti marah," ucapnya.

Menurut Ade, pernah Ibu Guritno akan dimasukan ke dinas sosial tahun 2020, tapi anaknya responnya tak baik. 

"Sehingga tak jadi," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved