Pengakuan Penjual di TikTok Shop, Ada yang Banting Setir dari Pengusaha Percetakan Jadi Dropshipper

Penutupan TikTok Shop oleh pemerintah terus menuai polemik. Meski pada akhirnya hanya bisa pasrah, penjual merasa heran.

Istimewa
Karyawan Femonritch saat sedang live TikTok / istimewa 

"Jadi, jualan itukan di hilirnya, di hulunya itu sumber barangnya dari mana? Kenapa bisa murah? Itu persoalannya," katanya.

Sebenarnya, kata Nang, tidak akan menjadi masalah kalau harga barang yang dijual di TikTok Shop itu bersaing dengan produk yang sama di pasaran.

"Ini harganya tidak wajar, karena kalau di marketplace yang lain, harganya wajar tidak terlalu jauh. Contohnya, kan tidak mungkin secara logika harga seprai Rp 50 ribu, lengkap dengan sarung bantal dan gulingnya. Itu sumber barangnya dari mana? Kalau dari luar, apakah kena bea atau tidak? Kan masih panjang," ujarnya.

Nang bahkan pernah membuktikan sendiri dengan belanja dua potong celana melalui TikTok Shop seharga Rp 70 ribu. Padahal, di pasaran celana sejenis dijual dengan harga di atas Rp 100 ribu.

"Beneran barangnya ada. Aneh juga saya, kok bisa. Bagi kami pedagang, ini jadi pertanyaan. Itu tidak mungkin produksi lokal dijual dengan harga semurah itu. Harga bahannya saja sudah berapa, secara kualitas juga sama tidak jauh, makanya kita kalah," katanya.

Itu sebabnya, ujar Nang, untuk menyelesaikan masalah ini, kebijakannya harus terintegrasi antarkementerian. Sebab, penurunan nilai transaksi itu sudah terjadi sejak 2019.

"Sebenarnya sudah kami deteksi sejak akhir 2019 awal 2020, itu sudah kami beritahukan, cuma tidak memperoleh tanggapan. Baru ramai setelah Menteri Teten sidak ke Tanah Abang," ujarnya. (lutfi a/nazmi abdurrahman/nandri prilatama/nappisah)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved