Sejarah di Balik Gedung Yayasan Telkom hingga Munculnya Hari Bhakti Postel

Peringatan Hari Bhakti Postel jatuh pada 27 September setiap tahun. Tanggal 27 September ada kaitannya dengan momen perjuangan pengusiran penjajah.

|
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
Tribun Jabar/Putri Puspita Nilawati
Gedung bersejarah PT Pos dan Telkom. 

"Namun mereka gagal dan hanya boleh mengibarkan bendera Merah Putih di halaman belakang gedung di Jalan Cilaki. AMPTT segera menaikkan sang Merah Putih secara khidmat pada sebuah tiang khusus, tepat di tempat tugu PTT sekarang," ujarnya.

Setelah tiga hari berturut-turut diadakan perundingan dengan pihak Jepang dan terus gagal, Mas Soeharto dan R Dijar mengadakan perundingan dengan pimpinan Jepang di Kantor Pusat PTT, tapi tetap gagal.

Tetapi, dikatakan Bambang, sudah menjadi keputusan AMPTT bahwa 27 September 1945 kekuasaan atas jawatan PTT harus direbut dengan kekerasan dari tangan Jepang.

Proses pengambilalihan jawatan PTT dari tangan Jepang oleh Angkatan Muda PTT butuh perjuangan. Jawatan PTT akhirnya bisa direbut dan pasukan peruntuh tanggul melanjutkan pekerjaannya.

"Gedung Kantor Pusat PTT siang malam dijaga oleh para pemuda. Keesokan harinya bekas pimpinan Jepang tidak diperkenankan lagi masuk kantor. Mereka tinggal di rumah mereka yang telah ditempeli tulisan milik Republik Indonesia," tuturnya.

Sejak saat itulah, setiap 27 September dilaksanakan Upacara Bendera Hari Bhakti Postel.

Sekarang bangunan ini digunakan untuk Yayasan Kesehatan Telkom dan Yayasan Pendidikan Telkom. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved