Pilu Bocah Korban Rudapaksa Penjaga Sekolah di Karawang, Ternyata Korban Bully di Sekolah Sebelumnya

Di sekolah negeri, korban sering di-bully oleh teman sekelasnya sehingga korban dipindahkan ke Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Medan
Ilustrasi pencabulan - Bocah korban rdapaksa petugas keamanan Asep alias Ojos (46) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Karawang ternyata merupakan korban bully alias perundungan di sekolah sebelumnya. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang, Cikwan Suwandi

TRIBUNJABAR.ID, KARAWANG - Bocah korban rudapaksa petugas keamanan Asep alias Ojos (46) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Karawang ternyata merupakan korban bully alias perundungan di sekolah sebelumnya.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak (P2KPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Karawang Hesti Rahayu, Kamis (21/9/2023).

Hesti mengungkapkan dari hasil penelusuran ke lokasi. Korban sebelumnya pernah bersekolah di Sekolah Sasar Negeri (SDN).

Namun di sekolah itu, korban sering di-bully oleh teman sekelasnya sehingga korban dipindahkan ke Madrasah Ibtidaiyah (MI).

"Sebelumnya korban ini juga menjadi korban bully di sekolah lamanya. Kemudian, korban dipindahkan ke sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dan itu diakuinya saat kita temui beberapa waktu lalu," ujarnya.

Baca juga: Rudapaksa di Karawang Ternyata Bukan di SD, tapi di MI, Kabid Dikdas: Itu Urusan Kemenag

Korban dipindahkan ke MI dengan maksud untuk menghindari bully dari teman-temannya.

Tak disangka, di sekolah barunya korban justru mendapatkan perlakuan bejat dari seorang penjaga keamanan sekolah. Korban dirudapaksa sebanyak sepuluh kali selama kurun waktu satu tahun.

"Saat kita temui, korban tidak sekolah. Dan itu keputusan keluarga korban karena khawatir kondisi psikis sang anak semakin kacau," kata Hesti.

Saat ini DP3A tengah fokus melakukan pendampingan terhadap korban. Pihaknya telah melakukan pendampingan untuk memulihkan psikis korban.

"Kita fokus pendamping untuk memulihkan psikis korban. Dan sampai saat ini korban masih dalam pemantauan kita, mengingat psikis anak itu rentan," kata dia.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved