Kajian Islam

Arti Bulan Rabiul Awal, Berikut Asal-usulnya hingga Diperingati Sebagai Bulan Maulid Nabi

Berikut inilah arti bulan Rabiul Awal lengkap dengan asal-usulnya sehingga diperingati umat Muslim sebagai bulan Maulid Nabi.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Tribunnews.com
Arti Bulan Rabiul Awal, Berikut Asal-usulnya hingga Diperingati Sebagai Bulan Maulid Nabi 

TRIBUNJABAR.ID - Berikut inilah arti bulan Rabiul Awal yang diperingati umat Muslim sebagai bulan Maulid Nabi.

Setiap memasuki bulan Rabiul Awal, umat Muslim menyambutnya dengan kegembiraan.

Hal ini lantaran Rabiul Awal termasuk bulan istimewa yakni bulan kelahiran Nabi atau juga disebut Maulid Nabi.

Selain itu, terdapat peristiwa penting yang terjadi di bulan Rabiul Awal sehingga membuatnya istimewa.

Lalu, apa sebenarnya arti bulan Rabiul Awal tersebut?

Baca juga: Jadwal Awal Bulan Rabiul Awal 1445 H, Lengkap dengan Amalan Sunah yang Dapat Dikerjakan Umat Muslim

Arti Bulan Rabiul Awal

Bulan Rabiul Awwal berasal dari Bahasa Arab yakni رَبِيْعُ الْأَوَّل (Rabī‘ulawwal).

Kata rabi’ artinya menetap dan kata awal (pertama).

Dilansir dari mui.or.id, kata rabi’ memiliki arti cukup luas.

Kata ini juga digunakan untuk menamaan musim dan bulan.

Untuk arti kata rabi’ dalam konteks musim berarti musim semi atau musim gugur.

Adapun arti kata rabi’ dalam konteks bulan artinya dua bulan berturut-turut setelah bulan Safar, yaitu Rabiul Awal dan Akhir, sebab terjadi musim semi sampai musim gugur.

Asal-usul Maulid Nabi

Dalam kalender Hijriah, Rabiul Awal merupakan bulan ketiga.

Bulan Rabiul Awal menjadi istimewa karena di dalamnya terjadi peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Umat Islam mengenal bulan Rabiul Awal sebagai bulan kelahiran Nabi atau juga disebut Maulid Nabi.

Sebagaimana tercatat dalam sejarah Islam, kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (570 Masehi).

Selain itu, menurut sejumlah riwayat pada bulan Rabiyl Awal inilah Rasulullah SAW mendirikan salat Jumat pertama kali di tahun pertama Hijriah ketika dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah.

Tentu asal-usul bulan Rabiul Awal dalam Islam berakar dari sejarah awal Islam.

Namun, perlu menjadi catatan perayaan Maulid Nabi bukanlah praktik awal dalam Islam.

Praktik menyambut kelahiran Nabi atau Maulid Nabi berkembang setelah beberapa abad Nabi Muhammad SAW wafat.

gambar ucapan selamat Maulid Nabi 2022
ucapan Maulid Nabi (freepik.com)

Dilansir dari berbagai sumber, kelahiran Nabi Muhammad SAW pertama kali dicatat pada abad ke-6 Hijriah.

Dikutip dari Baznaz.go.id, Sebagian berpendapat, peringatan Maulid Nabi dilakukan pertama kali pada saat dinasti Fatimiyah berkuasa.

Tapi ada pula yang ulama sejarah yang berpendapat dimulai sejak masa Salahudin Al-Ayyubi, sebagaimana dijelaskan dalam buku Sejarah Maulid Nabi oleh Ahmad Tsauri.

Menurutnya perayaan Maulid Nabi dilakukan masyarakat muslim sejak tahun kedua Hijriah.

Hal itu merujuk pada penulusan catatan sejarah para sahabat Nabi dan para tabi’in.

Disebutkan, Khaizuran atau Jurasyiyah binti 'Atha (170 H/786 M) yang merupakan istri Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas juga ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah.

Khaizuran memerintahkan agar penduduk Madinah mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. di Masjid Nabawi.

Dari Madinah, Khaizuran lalu pergi ke Mekah dan dan menyebarkan perintah yang sama kepada penduduk Mekah untuk merayakan Maulid Nabi SAW. di rumah-rumah.

Karena pengaruh besar itulah, Khaizuran mampu menggerakan masyarakat muslim Arab untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, praktik menyambut kelahiran Nabi menyebar dan berkembang ke berbagai wilayah Islam hingga berbeda-beda bentuk dan ciri.

Baca juga: 5 Keistimewaan Bulan Rabiul Awal 1445 H, Bulan Kelahiran hingga Bulan Wafat Nabi Muhammad SAW

Beberapa komunitas muslim merayakan Maulid Nabi sederhana hingga dirayakan secara meriah.

Seperti diadakannya pawai, pertunjukkan hingga acara sosial.

Namun, praktik perayaan Maulid Nabi tidak diakui secara resmi oleh semua cabang Islam.

Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang kesahihannya sebagai praktik keagamaan.

Namun, bagi beberapa cendikiawan Islam terutama ahlussunnah waljamaah, perayaan Maulid Nabi dianggap baik untuk meningkatkan pengetahuan kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Sementara para ulama lain meragukan kesasihannya menganggap sebagai inovasi agama.

Maulid Nabi di Indonesia

Menyambut Maulid Nabi juga diperingati sebagian umat muslim di Indonesia.

Peringatan Maulid Nabi dirakayan sebagai bentuk kecintaan kepada Sang Nabi dan cara mengekspresikan.

Seperti di masyarakat Jawa, Maulid Nabi dirayakan dengan membaca Barzanji, Simthud Durar, Diba’, Syaroful Anam, Burdah, dan lainnya.

Selain itu, masyarakat juga bergotong royong membuat makanan untuk dibagikan kembali ke masyarakat.

Sebagian umat muslim juga merayakan Maulid Nabi dengan acara keagamaan dalam berbagai bentuk pendidikan.


Seperti diadakannya Tabligh Akbar, pengajian di majelis hingga membuat acara pelombaan keagamaan untuk para pelajar.

Meski terdapat perdebatan di kalangan ulama, kebanyakan masyarakat muslim perayaan Maulid Nabi dianggap memiliki makna spiritual dan edukasi.

Momentum Maulid Nabi menjadi kesempatan kaum muslim untuk mempelajari sejarah tentang Nabi Muhammad SAW serta tauladannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved