Mayat Tanpa Kepala di Lampung

Kayim Menangis, Yakin Mayat Tanpa Kepala di Lampung Itu Anaknya, 2 Anaknya ABK KM Bintang Mutiara

Di samping itu, Kayim sendiri mengaku sudah ikhlas dengan insiden yang dialami anaknya.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
handhika rahman/tribun jabar
Kayim (60) warga Desa Ilir, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Selasa (19/9/2023). 2 anak Kayim merupakan ABK KM Bintang Mutiara Jaya yang tenggelam di Perairan Indramayu, 23 Agustus 2023. Salah satu mayat tanpa kepala yang ditemukan di Lampung diduga anaknya. 

Kali ini lokasi penemuan berada di Pantai Karang Bolong, Pekon (Desa) Tegineneng, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus.

Adapun kesamaan dari mayat-mayat ini ditemukan dalam kondisi tanpa kepala, telapak tangan, serta telapak kaki.

Sementara jenis kelamin keempat mayat dipastikan laki-laki.

Polisi Periksa 19 Saksi

Polda Lampung telah memeriksa total 19 saksi terkait adanya penemuan 4 jasad di pesisir pantai Lampung.

Hal itu diungkapkan oleh Dirreskrimum Polda Lampung, Kombes Pol Reynold Hutagalung saat Konferensi Pers di gedung siger Lunge Polda Lampung, Selasa (12/9/2023).

Terhadap empat jasad tersebut, dua diantaranya dilakukan autopsi di Rumah Sakit (RS) Bob Bazar Lampung Selatan, pada Senin (11/9/2023)

Sementara dua jenazah yang di temukan di pesisir Tanggamus, dikakukan autopsi di RS Bhayangkara Polda Lampung, pada hari yang sama.

"Kami total sudah memeriksa 19 saksi terkait adanya penemuan jenazah di Kabupaten Lampung Selatan dan Tanggamus tersebut," ungkap Kombes Pol Reynold, Selasa (12/9/2023).

Reynold melanjutkan, pihaknya kini sedang melakukan pendalaman terkait hubungan empat jenazah yang ditemukan tersebut.

"Sejauh ini kami belum menemukan adanya keterkaitan antara empat jenazah tersebut, tapi terkait itu masih kami lakukan pendalaman," ujar Kombes Pol Rrynold

"Namun, pada temuan-temuan yang ada, terdapat perbedaan antara satu jenazah dengan jenazah yang lain," imbuhnya.

Reynold melanjutkan, terkait temuan keempat jenazah tersebut tidak bisa dikaitkan antara satu dengan yang lain.

Pasalnya kata dia, diperlukan pendalaman dan juga data ilmiah untuk membuktikan hal itersebut.

"Ini tidak bisa kita samakan atau kita kaitkan antara temuan satu dengan yang lain, karena ini diperlukan pendalaman dan juga data ilmiah," imbuhnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved