Wilayah Tasikmalaya Mulai Kekeringan, Warga Jalan Kaki 1 Kilometer demi Ambil Air di Sungai Ciwulan
Warga harus berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju Sungai Ciwulan untuk mendapatkan air, padahal kebersihan airnya juga belum terjamin
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana
TRIBUNJABAR.ID, KABUPATEN TASIKMALAYA - Masyarakat Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mulai merasakan dampak kemarau panjang yang belakangan ini jadi momok.
Di lapangan, mereka mulai alami kesulitan mendapatkan air bersih setelah sumur dan mata air mengering pada Kamis (7/9/2023).
Akibatnya, masyarakat di sana harus berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju Sungai Ciwulan untuk mendapatkan air. Akan tetapi, kebersihan air dari Sungai Ciwulan juga belum terjamin.
Pasalnya, air Sungai Ciwulan dinilai tidak layak untuk budidaya ikan dan pertanian menurut Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) yang telah melakukan penelitian di Sungai Ciwulan pada Rabu (26/7/2023) silam.
Baca juga: Sawah Puluhan Hektare di Kabupaten Bandung Berpotensi Kekeringan Imbas Fenomena El Nino
Melalui hasil penelitian tersebut, Manajer Ecoton, Rafika Aprilianti menilai, fosfat yang terkandung di dalam air Sungai Ciwulan tidak layak untuk digunakan sebagai bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Nah, fosfatnya itu memang tidak layak, misalnya untuk air minum gitu ya, PDAM, (bahan baku air) itu tidak layak. Kemudian untuk pertanian, terus budidaya ikan, (fosfat yang terkandung di dalam air Sungai Ciwulan) itu sudah melebihi Baku Mutu yang telah ditetapkan,” lanjut Rafika saat itu.
Sedang hari ini, air Sungai Ciwulan terpaksa digunakan masyarakat untuk berbagai kebutuhan, mengingat kekeringan akibat musim kemarau panjang melanda.
"Saya sudah kesulitan air, sampai harus jalan kaki (sejauh) satu kilometer untuk mendapatkan air (dari Sungai Ciwulan) buat kebutuhan cuci dan mandi. Sementara untuk minum beli air galon," terang salah satu tokoh masyarakat Tanjungjaya, Ali, kepada TribunPriangan.com, Kamis (7/9/23).
Tak hanya Ali, kondisi tersebut juga membuat masyarakat lainnya di Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat mesti berjalan kaki sejauh satu kilometer untuk mendapatkan air di Sungai Ciwulan.
Terpisah, Polres Tasikmalaya berinisiatif untuk membuat sumur bor di wilayah tersebut.
Sumur bor ini berada tepat di belakang Kantor Polsek Tanjungjaya Polres Tasikmalaya, mengingat di lokasi tersebut diketahui terdapat sumber mata air di kedalaman sekira 60 meter.
Baca juga: Desa Rancakasumba RT 02 RW 10 Kekeringan, Warga Kesulitan Air Bersih, Polresta Bandung Turun Tangan
"Jadi berdasarkan penelitian, di belakang kantor polsek ini (red: Polsek Tanjungjaya Polres Tasikmlaya) ada mata air di kedalaman 60 meter. Maka, kami bor di sini untuk mengatasi krisis air masyarakat. Nanti air akan disalurkan ke masyarakat," jelas Kapolres Tasikmalaya AKBP Suhardi Hery Haryanto kepada TribunPriangan.com di lokasi pada Kamis (7/8/23).
Tambahnya, air dari sumur bor tersebut rencananya tidak hanya akan disalurkan ke rumah-rumah warga, melainkan juga ke rumah ibadah di sana.
“Masyarakat di sekitar polsek juga bisa ambil sendiri airnya ya, silakan. Yang lainnya nanti disalurkan untuk masyarakat yang membutuhkan, termasuk rumah ibadah juga yang mulai kurang air untuk bersuci," pungkas Suhardi. (*)
Penjelasan SMKN 1 Cipatujah Soal Puluhan Pelajar Mereka Diduga Keracunan Menu MBG |
![]() |
---|
Puluhan Pelajar di Cipatujah Tasikmalaya Keracunan MBG, Diduga Disebabkan Daging Bau |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: 33 Pelajar SMK Cipatujah Tasikmalaya Keracunan usai Santap MBG, Mual dan Muntah |
![]() |
---|
4 Desa di Tasikmalaya Tak Lagi Terisolasi, Akses Jalan Longsor Cigalontang Sudah Dibuka |
![]() |
---|
Istri Minta Cerai, Suami di Cipatujah Tasikmalaya Tak Terima, Pisau Cutter Beraksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.