Mitigasi Karhutla Dampak el-Nino di Sumedang, BPBD Lakukan Hal Ini
Langkah mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana dari Sumedang
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Langkah mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang.
Di Sumedang, banyak daerah yang belum diguyur hujan semenjak el-Nino dinyatakan melanda.
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi dampak el-Nino akan terjadi hingga awal 2024.
Kepala Pelaksana BPBD Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, misalnya untuk tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan dan tidak membuka lahan dengan cara dibakar saat musim kemarau.
Kemudian, kata Atang, langkah antisipatif lainnya adalah dengan bekerjasama dengan pemerintah desa dan mengoptimalkan fungsi anggota relawan desa tangguh bencana (destana).
"Kita bekerjasama dengan serial Pemdes, dan mengoptimalkan Destana dalam penanganan bencana tahap awal," ucapnya.
Ia mengimbau agar masyarakat Sumedang mewaspadai kemungkinan terjadinya kebakaran lahan dan hutan (karhutla) pada musim kemarau panjang sebagai dampak dari fenomena El-Nino.
"Masyarakat diimbau untuk tidak membakar sampah sembarangan dan tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Jika harus dibakar maka harus ditunggu, kemudian disiram air dan ditutup dengan tanah," katanya.
Kebakaran di Gunung Masigit Kareumbi
Musibah kebakaran lahan kembali terjadi di kawasan konservasi Gunung Masigit Kareumbi, Sumedang, Jawa Barat.
Peristiwa kebakaran ini terjadi pada Selasa (5/9/2023). Lahan yang terbakar berada di perbatasan antara Desa Sukajaya, dan Desa Margalaksana, Kecamatan Sumedang Selatan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang mencatat, akibat kebakaran tersebut, total lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 12 hektare lebih.
"Kami menerima kejadian kebakaran ini sekira pukul 16.00," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumedang, Atang Sutarno kepada TribunJabar.id, Rabu (6/9/2023) siang.
Atang mengatakan, metode pemadaman yang dilakukan secara manual, lantaran lokasi kebakaran berlokasi di lereng gunung yang curam sehingga mustahil untuk mendatangkan kendaraan taktis pemadam.
"Lokasinya curam, jadi pemadaman dilakukan manual. Pemadaman selesai pukul 21.00," katanya.
Ia menyebutkan, hingga kini belum diketahui penyebab pasti kebakaran lahan yang ditumbuhi pohon pinus dan ilalang ini.
"Jenis tanaman yang terbakar adalah pohon pinus, dan ilalang. Untuk penyebabnya masih belum diketahui, masih diselidiki," kata Atang.
Kemungkinan dari Gesekan Ranting Pohon
Aparat Kepolisian hingga kini masih menyelidiki penyebab kebakaran yang menghanguskan 18 hektare lahan di kawasan konservasi Gunung Masigit Kareumbi, Sumedang.
Meski begitu, Polisi menduga kebakaran lahan yang terjadi di blok 28 Pasir Kulisi dan di blok 29 Puspanenggang, Kecamatan Sumedang Selatan ini disebabkan akibat cuaca panas.
"Masih diselidiki. Namun dugaan sementara kebakaran ini dipicu oleh gesekan antar dahan pohon. Karena cuaca panas dan kering sehingga menimbulkan percikan api," kata Kapolsek Sumedang Selatan, Kompol Darli, saat dihubungi TribunJabar.id, Kamis (17/8/2023) malam.
Kapolsek mengatakan, hingga saat ini petugas gabungan yang diterjunkan ke lokasi kebakaran masih berupaya mengendalikan api.
Kemudian, kata Darli, jika kebakaran lahan terus meluas, pihaknya bakal menambah kekuatan personel dalam rangka mempercepat upaya pemadaman lahan yang tengah terbakar.
"Yang dikerahkan ke lokasi kebakaran adalah personel dari Polsek Sumedang Selatan, Posramil Sumedang Kota, dan BPBD Sumedang. Jika api terus membesar, Satuan Sabhara Polres Sumedang akan dikerahkan ke lokasi kebakaran," ucap Kapolsek.
Supervisor Pusdalpops BPBD Sumedang, Rully Surya mengatakan, kebakaran lahan di kawasan konservasi Gunung Masigit Kareumbi, Sumedang, Jawa Barat terus meluas.
Tiupan angin yang kencang serta banyaknya ranting dan pepohonan yang mengering membuat api cepat menyebar.
"Meluas. Kini luasnya mencapai 18 hektare," kata Rully Surya kepada TribunJabar.id. (*)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
AHY Dorong Pengembangan PLTS Terapung di Bendungan Jatigede untuk Ketahanan Energi |
![]() |
---|
AHY Senang Sambangi Sumedang Lagi, Resmikan Jalan Lingkar Utara Jatigede, Berharap Ekonomi Meningkat |
![]() |
---|
Seribu Penari Umbul Buka Peresmian Jalan Lingkar Utara Jatigede Sumedang |
![]() |
---|
Penataan Jatinangor hingga Jalan Ambles Surian Jadi Usulan Bupati Sumedang ke KDM |
![]() |
---|
Wabup Fajar Aldila Lepas Ekspor Jaring Sabut Kelapa Kreasi Warga Binaan Lapas Kelas II B Sumedang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.