Keren! Winda Rahma, Pendaki 9 Tahun Asal Kabupaten Garut yang Sudah Menaklukkan Lebih dari 20 Gunung

Winda Rahma Ramadhani Sholehah (9) tak banyak bicara. Namun, matanya tak sanggup menyembunyikan kegembiraan.

Penulis: Arief Permadi | Editor: Hermawan Aksan
TRIBUN JABAR
Winda Rahma Ramadhani Sholehah (9), pendaki cilik asal Kabupaten Garut yang sudah menaklukkan lebih dari 20 gunung. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id Arief Permadi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Winda Rahma Ramadhani Sholehah (9) tak banyak bicara. Namun, matanya tak sanggup menyembunyikan kegembiraan.

Berbinar sambil memeluk sepatu baru yang tak ia sangka tiba-tiba saja ia dapatkan.

Diantar ibunya, Elis Supraeni Rosidin (50), dan kakaknya yang manis, Taoziah Nur Maslikah (20), Winda tiba selepas Asar di Eiger Store Jalan Sumatera, Kota Bandung, Senin (4/9/2023).

Naik sepeda motor Honda Beat, bertiga, mereka meluncur dari desanya di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, sekitar pukul satu siang.

"Pulang Winda sekolah, langsung ke sini," ujar Elis sambil melirik putri bungsunya yang masih terlihat kelelahan setelah hampir tiga jam menempuh perjalanan.

Kemarin menjadi kali kedua Tribunjabar.id bertemu dengan Winda sekeluarga.

Pertemuan pertama terjadi di Basecamp Gunung Kembang (2.340 mdpl) di Desa Blembem, Kaliurip, Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah, Kamis (17/8/2023).

Saat itu ketiganya baru saja tiba seusai mendaki. Mata Winda masih sembap, bekas menangis.

Katanya, kakinya sakit karena sepatu Eiger yang dipakainya sudah kekecilan. Ia terus menyender di tubuh Elis.

Elis bercerita, Winda sudah diajak naik ke gunung sejak usianya enam tahun. Elis menyebutnya ziarah.

"Diajak ziarah pertama kali mah ke Gunung Sagara," ujarnya.

Gunung setinggi 2.132 mdpl itu memang tak jauh dari rumah mereka. Masih di Garut, cuma sedikit ke timur, di Tenjolaya, Kecamatan Sucinaraja.

Sejak itu, tambah Taoziah, Winda jadi keranjingan ikut naik gunung. Mulai dari gunung-gunung yang ada di Garut, seperti Gunung Guntur, Papandayan, dan Cikuray, hingga gunung-gunung di sekitaran Bandung, seperti Patuha dan Burangrang.

Bahkan gunung-gunung yang tingginya lebih dari 3.000 mdpl seperti Gunung Ciremai (3.078 mdpl) di perbatasan Kuningan dan Majalengka, hingga Gunung Slamet (3.432 mdpl) di Jawa Tengah.

"Waktu ke Ciremai, kami lewat jalur Apuy. Kalau ke Slamet lewat jalur Blambangan," ujar Taoziah, yang ternyata atlet hockey indoor putri nasional.

Jika dihitung-hitung, mungkin sudah lebih 20 gunung yang mereka daki. Mereka selalu mendakinya bertiga. 

"Kecuali waktu ke Gunung Bismo di Wonosobo, beberapa waktu lalu. Ibu ziarah berdua saja sama Winda."

"Taoziah sengaja enggak dikasih tahu karena waktu itu dia lagi ikut kejuaraan. Kalau dikasih tahu takut jadi pikiran," kata Elis, seraya bercerita Taoziah langsung panik ketika akhirnya tahu bahwa mereka sedang ada di Bismo.

Seperti ketika berangkat ke Gunung Kembang, Agustus lalu, mereka juga naik sepeda motor dari Garut menuju Wonosobo.

"Sepeda motornya dititip di basecamp," ujar Elis.

Tak Takut

Winda mengaku tak pernah merasa takut saat bersama ibu atau kakaknya mendaki gunung.

Ia juga mengangguk-angguk saat ditanya apakah ia senang saat mendaki gunung.

"Senang," ujar Winda, yang baru saja naik ke kelas empat SD di sekolah negeri yang berada tak jauh dari rumahnya itu.

Saat berada di gunung, kata Taoziah, Winda juga tak pernah mengeluh capek atau ingin pulang karena menyesal ikut naik gunung.

"Kalau di gunung, Winda malah seringnya jalan duluan di depan," kata Taoziah.

Winda juga mengaku, salah satu gunung yang ingin sekali ia daki adalah Merbabu.

Winda, ujar Elis, sebenarnya juga pernah ke sana. Tapi, waktu itu tak sampai ke puncak.

"Jadi pengen ke Merbabu lagi," ujarnya.

Another Khansa

Public Relation Executive Eiger, Shulhan Syamsur Rijal, mengatakan Winda Rahma Ramadhani Sholehah mengingatkannya pada sosok Khansa Syahlaa, pendaki putri asal Bogor, yang kini sudah berusia 17 tahun.

Khansa, ujar Rijal, juga sudah mendaki gunung bersama orang tuanya sejak kecil.

Khansa tercatat sebagai pendaki termuda Indonesia yang berhasil menaklukkan Mount Elbrus (5.642 mdpl), puncak gunung tertinggi di Eropa.

Saking seringnya mendaki gunung-gunung yang tinggi, Khansa bahkan kerap disapa Khansa Summiters. 

"Winda itu seperti another Khansa," ujar Rijal. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved