DPRD Jabar Dorong Evaluasi TPS3R
Anggota DPRD Jabar, Tina Wiryawati mendorong pemerintah evaluasi Tempat Pengelolaan Sampah Reuse-Reduce-Recycle (TPS3R)
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Anggota DPRD Jabar, Tina Wiryawati, yang sangat serius dalam bidang pengolahan sampah mendorong evaluasi terkait bantuan-bantuan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse-Reduce-Recycle (TPS3R) yang mangkrak. Karena selama ini, semua pihak tampak membiarkan bangunan mangkrak ini tetap mangkrak.
"Apabila memang ada evaluasi, ada tindak lanjutnya agar pengelolaan sampah di desa dapat dilakukan secara maksimal. Kami usul bahwa pengelolaan sampah sudah saatnya dimasukkan dalam peraturan desa dengan disertakan reward and punishment-nya," tutur Tina di Bandung, Jumat (25/8/2023).
Padahal secara berkelanjutan ada banyak hal seputar 3R yang bisa dihasilkan oleh pemerintah desa secara mandiri.
Dengan melakukan 3R, akan lahir kegiatan perrkonomian baru yang dapat menyejahterakan masyarakat.
"Pupuk organik baik kompos maupun nonkompos dapat menjadi produk utama dari TPS3R. Pakan yang ternak baik unggas maupun ikan juga bisa diproduksi dari sini. Juga akan ada bank sampah atau penjualan sampah non organik kepada pihak swasta yang dapat menghasilkan uang," menurut Tina.
Anggota dewan ini mengatakan bila satu desa mengelola pengelolaan sampah secara tepadu dan diatur dalam peraturan desa, maka banyak hal yg bisa di dapatkan dari hal tersebut.
"Desanya bersih, Bumdes bisa jual pupuk organik, unggas, ikan, dan pakannya, serta hasil dari bank sampah bisa jadi pendapatan. Belum lagi Bumdes dapat pendapatan dengan nyata, menjadi bagian dari kegiatan pengelolaan sampah terpadu dari desa tersebut, dengan jadi salah satu unit usaha Bumdes, adalah pengelolaan sampah terpadu," kata Tina.
Menurut Tina, pengelolaan sampah terpadu adalah koordinasi antara bumdes dan pemerintah desa untuk mengahasilkan tambahan APBDes.
"Bangunan-bangunan bantuan TPS3R dapat difungsikan karena anggaran bantuan tersebut harusnya dipertanggung jawabkan, bila ternyata mangkrak dan tidak berfungsi," tutur Tina.
Apabila semua desa dan kelurahan di Jabar memiliki TPS3R, ujar Tina, maka tidak akan ada TPA atau tempat pembuangan akhir sampah seperti Sarimukti. Sampah sisa yang ada bisa digunakan untuk diolah di TPPSA Legoknangka, menjadi energi.
"Kalau semua TPS3R berfungsi, seharusnya tidak ada TPA. Bila pengelolaan sampah dilakukan secara terpadu dengan benar, dimasukkan ke perdes dengan reward and punishment, sampah selesai di hulu," katanya.
Tina pun akhirnya menegaskan bahwa urusan sampah tidak akan selesai atau beres kalau tidak ada keseriusan pengelolaannya dari pemerintah desa, pemerintah kota atau kabupatennya.
Sebelumnya, Tempat Pengelolaan Sampah Reuse-Reduce-Recycle (TPS3R) seharusnya menjadi garda terdepan dalam pengolahan sampah rumah tangga di tengah masyarakat.
Dengan demikian, masalah sampah akan teratasi sekaligus menumbuhkan kegiatan perekonomian baru di masyarakat.
Sayangnya, tidak sedikit fasilitas TPS3R yang sudah dibangun dan diresmikan, kini terbengkalai begitu saja.
Taufik Nurrohim: Wacana Superholding BUMD Jabar, Harus Jadi Lompatan Besar Bukan Komestik Struktural |
![]() |
---|
Dindin Abdullah Ghozali: Jabar Terancam Darurat Sampah, Bappeda Mangkir Rapat Komisi I DPRD Jabar |
![]() |
---|
Taufik Nurrohim Apresiasi Peran Bank BJB dalam Penyaluran Kredit Perumahan |
![]() |
---|
Taufik Nurrohim: Layanan Dasar Rakyat Harus Tetap Aman Meski Dana Transfer Pusat Turun |
![]() |
---|
Edi Askari Soroti Jalan Rusak dan Kemiskinan di Desa Tanjungmekar Sumedang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.