Diprediksi Terus Tumbuh, Teknologi AI Percepat Transformasi Bisnis, Harus Didukung Keamanan Ciber

Tren pertumbuhan teknologi Artificial Intelligence (AI) di Indonesia diprediksi akan tumbuh untuk percepat transformasi bisnis

Editor: Siti Fatimah
istimewa
VP IT Strategic, Architecture & Innovation Head BNI saat memberikan pemaparan pada acara Indonesia Digital Conference (IDC) dan AMSI Awards 2023 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Hotel El Royale, Bandung, Jawa Barat pada 22 Agustus 2023.  

Bagi Tigor, penggunaan teknologi AI merupakan salah satu cara untuk maju karena metode tradisional tida bisa secepat menggunakan AI.

AI dan transformasi digital adalah satu-satunya cara untuk masuk ke literasi finansial.

Namun tantangan dalam penerapannya adalah terkait regulasi dan kemampuan sumber daya manusia untuk mengadopsi.

“Kita perlu membawa talenta global terbaik ke Indonesia untuk transfer ilmu dan kemampuan terkait AI,” usulnya.

Ia menyayangkan pun total ekspariat yang bekerja di Indonesia hanya diangka 100 ribu orang.

Sementara di negara lain seperti Singapura mencapai 2 juta orang, Jepang 3-4 juta orang, dan Thailand sekitar 4 juta orang.

“Mestinya Indonesia punya target untuk bisa mendatangkan misalnya 2 juta ekspatriat berkualitas yang bisa mengajari teknologi AI sehingga kita bisa saling belajar,” katanya. 

Sementara itu, Dyah NK Makhijani, Indonesia Fintech Society berpendapat, penggunaan AI menjadi sebuah keniscayaan.

Namun spektrum AI sangat luas sehingga perlu tata kelola yang lebih baik. 

Ia memberi gambaran di salah satu fintech landing yang memberikan pinjaman kepada ojek motor terdapat 28 faktor yang menentukan layak diberi pinjaman atau tidak. “Semua prosesnya harus menggunakan AI.

Kalau tidak menggunakan AI tidak akan bisa contohnya dalam mendeteksi penipuan,” ucapnya. 

Dyah menyebut, penggunaan AI mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas di sektor keuangan.

Dengan AI, KYc lebih cepat dan NPL menurun serta bisa membantu konsumen dengan virtual asisten.

Sedangkan Chaerany Putri, Director of Public Affairs VIDA Digital Identity menyarankan literasi digital harus disosialisasikan bersama-sama baik oleh pemerintah, pelaku industri, dan stakeholder lainnya.

“Perubahan kebijakan perlu disosialisasikan secara berkesinambungan seperti terkait proteksi data karena kalau tidak ada kepercayaan maka transaksi elektronik akan semakin menantang ke depannya,” tegasnya.

Ia berharap dengan teknologi AI bisa mempercepat transformasi bisnis.

Namun implementasinya harus tetap sejalan dengan regulasi Indonesia sehingga pelaksanaannya tidak melampaui batas. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved