Sepanjang 2023 Ada 4 Oknum Ustaz yang Jadi Pelaku Pencabulan di Cianjur, Korbannya di Bawah Umur

Dari keempat kasus tersebut, dua di antaranya sudah menjalani sidang dan telah divonis dengan hukuman 7 hingga 10 tahun penjara.

Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Ketua Harian P2PT2A Lidya Umar mengungkapkan, sepanjang tahun 2023 ini ada empat oknum ustaz yang menjadi pelaku pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. 

Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur mencatat selama priode Januari-Agustus 2023 ada empat oknum ustaz yang menjadi pelaku pencabulan.

Ketua Harian P2PT2A Lidya Umar mengungkapkan, sepanjang tahun 2023 ini ada empat oknum ustaz yang menjadi pelaku pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

"Di awal tahun 2023 ada dua ustaz yang menjadi pelaku pelecahan seksual dengan empat orang korban," kata dia kepada wartawan, Selasa (15/8/2023).

Pada bulan selanjutnya, kata dia, ada satu orang ustaz yang melakukan tidak mencabulan terhadap empat korban.

"Di Agustus ini ada satu okunum ustaz yang menjadi pelaku pencabulan dan persetubuhan terhadap empat orang santriwatinya," ucapnya.

Selain itu, kata Lidya, dari keempat kasus tersebut, dua di antaranya sudah menjalani sidang dan telah divonis dengan hukuman 7 hingga 10 tahun penjara.

"Untuk yang kasus Agustus ini masih dalam penanganan Polres Cianjur."

"Saya menilai vonis yang diberikan kepada pelaku pencabulan ini sudah sangat setimpal dengan perbuatanya," kata dia.

Seperti diberitakan, empat orang gadis remaja di Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan seorang ustaz pimpinan pondok pesantren.

Akibat perbuatan oknum ustaz tersebut, korban mengalami trauma.

Bahkan seorang korban sempat melakukan percobaan bunuh diri.

S (38) orang tua korban mengungkapkan, ia mengetahui anaknya menjadi korban pelecehan seksual setelah merasa curiga dengan sikap dan perilaku anaknya tersebut.

"Anaknya sering murung, bahkan beberapa kali sempat melalukan percobaan bunuh diri. Berawal dari kecurigaan itu saya mencoba menyakan apa yang terjadi," katanya.

Setelah ditanya, lanjut dia, anaknya tersebut mendapatkan tindak perbuatan tak terpuji dari seorang guru ngaji sekaligus pimpinan pondok pesantren.

"Anak saya sudah tujuh kali mendapatkan perlakuan pelecehan seksual dari guru ngajinya sekaligus pimpinan pondok pesantren."

"Perbuatan pelaku tersebut dilakukan di sebuah kamar di lingkungan pesantren," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved