Dedi Mulyadi Kaget Ibu Itu Nangis dan Memeluknya, 'Pemimpin Harus Membahagiakan Jangan Nyusahin'

Antusiasme warga di Desa Muarabakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi saat menyambut kedatangan Kang Dedi Mulyadi

Editor: Ichsan
dok.pribadi
Dedi Mulyadi Kaget Ibu Itu Nangis dan Memeluknya, 'Pemimpin Harus Membahagiakan Jangan Nyusahin' 

TRIBUNJABAR.ID - Antusiasme warga di Desa Muarabakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi saat menyambut kedatangan Kang Dedi Mulyadi (KDM) sangat meriah. Tak kurang dari 10 ribu warga datang untuk menyaksikan Safari Cinta Kang Dedi Mulyadi (KDM), Rabu 9 Agustus 2023 malam.

Kedatangan Dedi Mulyadi di lokasi langsung menjadi pusat perhatian. Warga berebut ingin bersalaman dan foto bersama. Bahkan seorang ibu tiba-tiba tak kuasa menahan tangis dan langsung memeluk KDM hingga membuatnya terkejut. “Ibu kenapa menangis?,” tanya Dedi Mulyadi.

Ibu yang sehari-hari berjualan sayuran itu tak kuasa menahan tangis karena teringat dengan suaminya yang belum lama ini meninggal dunia. Ia pun kini banting tulang mencari rezeki untuk keluarga.

Dedi Mulyadi pun membalas pelukan ibu tersebut sambil menyemangatinya agar kuat menjalani hidup. Sebab sebagai seorang ibu tunggal harus bisa menggantikan peran suami mencari nafkah untuk keluarga.

Sebelum naik ke atas panggung, Dedi Mulyadi pun memberikan sejumlah uang kepada ibu tersebut untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Dedi Mulyadi Ungkap Kondisi Panji Petualang, Awal Ketemu Tak Bisa Lihat Jauh, Berat Badan Menyusut

Dedi Mulyadi Kaget Ibu Itu Nangis Memeluknya, 'Pemimpin Harus Membahagiakan Jangan Nyusahin'
Dedi Mulyadi Kaget Ibu Itu Nangis Memeluknya, 'Pemimpin Harus Membahagiakan Jangan Nyusahin' (dok.pribadi)

Di atas panggung, KDM mengatakan, safari cinta merupakan momen kebersamaan antara pemimpin dan rakyatnya. “Tak ada perbedaan anggota DPR dan pemilihnya, yang ada menyatukan semangat yang sama bahwa rakyat ingin bahagia,” kata Dedi Mulyadi.

Menurut KDM, setiap kedatangan pemimpin ke suatu tempat harus membawa kebahagiaan dan bukan malah menyusahkan. Seperti halnya Dedi Mulyadi yang membawa rombongan seni bersama sejumlah komedian seperti Sule dan Ohang yang datang menghibur warga,

Ia pun menceritakan pengalamannya saat tiba ke lokasi langsung disambut peluk dan tangis seorang ibu yang baru saja ditinggal mati suaminya. Sejatinya, seorang perempuan akan terus berjuang menghidupi keluarganya meski tulang punggung telah tiada.

“Ada dua kesedihan yang dihadapi. Satu menangis ditinggal suami yang dicintainya, dua dan paling utama bingung menghadapi esok hari setelah suami tidak ada. Tapi itulah kekuatan seorang ibu yang akan berjuang sekuat tenaga mengganti peran seorang kepala keluarga,” kata Dedi Mulyadi.

“Perempuan Indonesia adalah perempuan hebat. Ditinggal suami mengurus anak-anaknya masih bertahan hidup, apapun dilakukan, ada yang jualan gorengan, ada yang jadi kuli tandur, kuli sapu, buruh cuci, yang penting anak-anaknya bisa hidup,” ujar Dedi Mulyadi.

Baca juga: Dedi Mulyadi & Nenek Renta di Bogor, Pemimpin Harus Dengar Curhat Rakyat, Bukan Curhat ke Rakyat

Sebenarnya, kata KDM, tanggung jawab negara untuk mengurus anak yatim dan orang miskin. Sehingga ke depan sudah saatnya Indonesia dipimpin oleh orang yang bisa lebih peduli pada anak yatim dan orang miskin.

Ia berharap ke depan bersama Prabowo Subianto bisa mewujudkan mimpi membangun bangsa tidak hanya sekadar kata tapi perbuatan. Sebab saat ini kemampuannya untuk membantu warga terbatas karena berasal dari kantong pribadi.

Sementara seorang pemimpin mempunyai kebijakan yang bisa membantu lebih banyak warga. “Ibu adalah pahlawan yang telah meringankan beban negara dengan merawat anak yatim,” kata Kang Dedi Mulyadi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved