Bergelut dengan Buaya, Jayadi Berhasil Selamat Meski Tulang Rusuknya Retak
Hasil pemeriksaan dokter di klinik tersebut, tulang rusuk kiri nomar dua dari bawah mengalami keretakan.
Soal satu tulang rusuk retak yang diderita korban, Kades Arbani mengatakan diduga disebabkan sodoran atau tumbukan mulut buaya.
"Keterangan korban, waktu itu hanya diserang buaya. Tidak ada terbentur apa-apa. Jadi mungkin tulang rusuk itu akibat tumbukan mulut buaya," terangnya.
Masih kata Arbani, Jayadi terselamatkan oleh adanya beberapa perahu di lokasi saat dia diterkam buaya. Deretan perahu di lokasi kejadian membuat sang buaya tidak bisa leluasa menyerang korban.
"Seandainya ekornya bergerak leluasa, korban tidak bisa selamat. Karena banyak perahu, jadi buaya tidak bisa menyerang. Tapi mungkin sempat korban ditumbuk dengan mulut," jelasnya.
Saat kejadian, korban yang sempat berteriak dan keluar dari air. Lalu, seorang kerabat sempat melihat buaya yang menyerang korban.
"Katanya buayanya terlihat besar," pungkas Kades Arbani.
Sudah Berulang Kali Terjadi
Serangan buaya terhadap warga di sekitar Sungai Cantung sudah sering terjadi. Tidak terhitung warga menjadi korban serangan buaya di sungai yang membelah Kecamatan Kelumpang Hulu, Kabupaten Kotabaru, ini.
Dari kasus serangan buaya yang dialami Jayadi di Sungai Cantung, Selasa (8/8/2023), Kepala Desa Karang Payau, Arbani, kembali mengingatkan warganya bahwa sepanjang aliran Sungai Cantung hingga Desa Karang Payau, sangat rawan serangan buaya.
"Mungkin kalau 200 ekor buaya, ada jumlahnya," ucap Kades Arbani saat dikonfirmasi melalui telepon genggam, Rabu (9/8/2023).
Dalam kurun 2021-2023 sudah tiga kali peristiwa warga diserang buaya. Sebelumnya, seorang warga yang juga Ketua RT ditemukan dalam keadaan meninggal setelah diterkam buaya.
Sedangkan dua kali kejadian lainnya, korban hanya luka-luka. "Tiga kali kejadian (2021-2023), satu orang meninggal, dua orang luka-luka," sebut Kades Arbani.
Dia menduga, terjadinya serangan buaya karena habitatnya terganggu.
Selain itu, disinyalir pula sebagai dampak dari makin banyaknya sampah-sampah aktivitas kegiatan di pasar yang dibuang ke sungai.
Menurutnya, adanya sisa-sisa makanan memicu buaya mendekat hingga ke permukiman. Dalam kurun beberapa tahun terakhir, langkah antisipasi agar warga tidak lagi diterkam buaya, sudah dilakukan.
Sosok Haji Isam, Crazy Rich Kalimantan Dapat Gelar Bintang Mahaputera Utama, Dulu Pernah Ngojek |
![]() |
---|
Istri Tega Memutilasi Suami yang Baru Dinikahi Sebulan, Emosi Setelah Dipukul |
![]() |
---|
Masih Ada SD Negeri di Kota Bandung yang Kekurangan Murid, Cuma 5 yang Daftar SPMB Online |
![]() |
---|
Bangkai Diduga Buaya Besar di Pintu Air Bojongsari Indramayu Bikin Geger, Ada yang Bilang Itu Biawak |
![]() |
---|
Fakta-fakta Sekolah Negeri di Kalimantan Selatan Gelar Perpisahan Siswa di Diskotek |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.