Lakukan Kajian Risiko, BPBD Majalengka Temukan 98 Ribu Hektare Lahan di Majalengka Rawan Kebakaran

Rezza mengatakan puluhan ribu hektare lahan dan hutan yang rawan kebakaran tersebar di sejumlah kecamatan se-Kabupaten Majalengka.

Foto ISTIMEWA DOK. PENGELOLA PANYAWEUYAN
Ilsutrasi lahan -- Situasi terkini di obyek wisata Terasering Panyaweuyan di Desa Sukasari Kidul, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Sabtu (5/8/2023). BPBD Majalengak sebut sebanyak 98 ribu hektare lahan di Majalengka rawan kebakaran dan kekeringan. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka mencatat puluhan ribu hektare lahan dan hutan di Kabupaten Majalengka rawan kebakaran.

Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, Rezza Permana, mengatakan luasan lahan dan hutan di Kabupaten Majalengka yang rawan kebakaran mencapai 98 ribuan hektare.

Menurut Rezza, jumlah tersebut berdasarkan hasil pemantauan dan pemetaan jajarannya terhadap potensi ancaman bencana pada musim kemarau seperti sekarang.

"Sesuai kajian risiko bencana, kami mencatat 98 ribu hektare lahan dan hutan di Majalengka yang rawan kebakaran," kata Rezza Permana saat ditemui di BPBD Majalengka, Jalan Gerakan Pramuka, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Sabtu (5/8/2023).

Rezza mengatakan puluhan ribu hektare lahan dan hutan yang rawan kebakaran tersebar di sejumlah kecamatan se-Kabupaten Majalengka.

Di antaranya, Kecamatan Jatitujuh, Kecamatan Maja, Kecamatan Argapura, Kecamatan Sindangwangi, dan lainnya.

Potensi ancaman kebakaran di wilayah tersebut berbeda-beda sesuai kondisi dan karakteristik letak geografisnya.

"Misalnya, di Jatitujuh itu rawan kebakaran lahan, karena wilayahnya banyak lahan pertanian, khususnya komoditas tebu," ujar Rezza Permanan.

Sementara wilayah Argapura, Maja, dan Sindangwangi rawan kebakaran hutan karena secara geografis berada di kaki Gunung Ciremai.

Rezza menyampaikan bencana kebakaran hutan terhebat di Kabupaten Majalengka terjadi pada 2019 yang kemudian membawa dampak yang cukup besar.

"Kami berharap, perstiwa tersebut tidak terulang kembali, dan ancaman potensi kebakaran lahan serta hutan juga menurun," kata Rezza Permana. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved