Ada Siswa SMP di Pangandaran Belum Bisa Baca, Pengamat Pendidikan: Kejadian Luar Biasa

Pengamat Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Profesor Cecep Darmawan meragukan masih ada anak setingkat SMP belum bisa baca.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
Istimewa
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sekaligus Pengamat Pendidikan, Prof Dr Cecep Darmawan. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pengamat Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Profesor Cecep Darmawan meragukan masih ada anak setingkat SMP di Pangandaran belum bisa membaca. 

Anak kelas VII, VIII, dan IX di SMP Negeri 1 Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, itu disebut Koordinator Gerakan Literasi Sekolah (GLS) tidak bisa membaca lantaran tidak maksimal mengikuti pembelajaran saat pandemi Covid-19.

"Pandemi hanya dua tahun, artinya kalau sekarang dia kelas dua SMP, masa dari kelas satu sampai kelas lima SD tidak baca," ujar Cecep saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (3/8/2023). 

Informasi ini, kata dia, harus dipastikan kebenarannya. Kalau pun benar, ini menjadi fenomena yang luar biasa dan harus menjadi perhatian semua pihak.

Baca juga: MIRIS, Ada Puluhan Siswa di Satu SMP Negeri di Pangandaran yang Tak Bisa Membaca

"Saya agak meragukan, bagaimana seseorang apalagi ini dalam jumlah banyak tidak bisa baca. Kan kalau tidak bisa baca berarti tidak bisa menulis juga. Kalaupun benar tidak bisa baca sama sekali, artinya ini kejadian luar biasa," ucapnya. 

Menurutnya, kalau pun benar masih ada puluhan anak tidak bisa baca, maka standardisasi penjaminan mutu di sekolah dasar itu tidak berjalan dengan baik. 

"Padahal di situ ada kepala sekolah, pengawas, KCD, dan disdik. Berarti tidak berjalan sebagaimana mestinya, kalau benar begitu," katanya. 

Baca juga: Ada Pelajar SMP di Pangandaran Tidak Bisa Membaca, Ini yang akan Dilakukan Dewan Guru Sekolah

Pihak sekolah dan dinas pendidikan pun harus melakukan evaluasi, mencari tahu faktor apa yang membuat puluhan anak SMP sampai tidak bisa membaca. 

"Saya kira bukan karena Covid-19, kalau akibat Covid berarti semua. Jangan pakai alasan Covid, ini ada standardisasi di sekolah itu yang tidak berjalan," ucapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved