BPBD Sumedang Imbau Pendaki dan Petani Tak Buat Api di Hutan, Ada Potensi Kebakaran pada Kemarau Ini
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang mengimbau para pegiat aktivitas di gunung dan hutan untuk tidak menimbulkan kebakaran.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana dari Sumedang
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang mengimbau para pegiat aktivitas di gunung dan hutan untuk tidak menimbulkan kebakaran.
Hal itu ditujukan kepada para pendaki gunung dan petani yang biasa beraktivitas di hutan.
Atang Sutarno, Kepala Pelaksana BPBD Sumedang meminta dengan sangat agar jikapun ada aktivitas di lahan-lahan terbuka itu, jangan sampai membuat api.
Api bisa berwujud dalam tungku, api unggun, pembukaan lahan dengan pembakaran rumput kering, atau sekedar puntung rokok.
Baca juga: Mimpi Buruk Petani Tembakau di Sumedang, Kemarau Panjang, Tanah Keras, Bibit Jadi Terlalu Tua
"Memasuki el-nino ini, tolong untuk tidak membakar apapun untuk membuat pupuk, membuka lahan, kurangi hal itu atau ditiadakan," kata Atang kepada TribunJabar.id, Jumat (21/7/2023).
Disamping imbauan itu, Atang juga meminta masyarakat waspada terhadap potensi-potensi kebakaran lahan dan hutan.
Kebakaran lahan dan hutan pernah terjadi di Sumedang.
Pada tahun 2021 ada kebakaran hutan di Gunung Tampomas dan juga Gunung Masigit Kareumbi.
"Jangan buang puntung rokok sembarangan," katanya.
Baca juga: Bupati Purwakarta Siapkan Ribuan Relawan untuk Tanggulangi Potensi Bencana Alam Kemarau Panjang
Atang mengatakan, kemarau panjang sebagai dampak el-nino mungkin terjadi di Sumedang.
Namun, hingga kini, baru ada satu laporan kebakaran lahan dan semak kering seluas 5 hektare di blok Pasir Sela, Desa Margamekar, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.
"Sampai saat ini, ada satu laporan kebakaran lahan. Dan kita telah menyisir dari Tampomas, hingga Tegalmanggung (Kareumbi), sampai saat ini aman terkendali," katanya.
BPBD juga telah menjalin koordinasi dengan aparat setempat dan relawan Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk informasi secepat mungkin tentang kejadian bencana.
"Informasi yang cepat memungkinkan kami datang ke lokasi lebih cepat," katanya. (*)
Baca juga: Tiga Kelurahan di Cimahi Berpotensi Alami Krisis Air Bersih pada Musim Kemarau Tahun Ini
Silakan baca berita terbaru Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews
Dua Keluarga di Pangalengan Harus Kehilangan Tempat Tinggal Setelah Api Lahap Bedeng Mereka |
![]() |
---|
Seorang Pria Senja Hilang di Puncak Manik Gunung Tampomas, Baru Sandal yang Ditemukan |
![]() |
---|
Kebakaran Terjadi di Foodcourt Rest Area Cipularang KM 88A, Saat Ada Aktivitas Goreng Tahu |
![]() |
---|
Asep Suherman Anggota DPRD Jawa Barat Pastikan Pemerintah Memberikan Perlindungan bagi Petani |
![]() |
---|
Ketua Fraksi PKB DPRD Jawa Barat Asep Suherman Sosialisasikan Perda Perlindungan Petani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.