Di Tengah Puluhan Ribu Warga Ada Ibu Gendong Balita Kurus, Dedi Mulyadi : Inilah Paradoks Indonesia
Kehadiran Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Lapangan Bola Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB)
TRIBUNJABAR.ID - Kehadiran Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Lapangan Bola Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) disambut meriah oleh puluhan ribu warga. Kehadirannya sebagai rangkaian Safari Budaya ‘Menyambut Kemenangan 08 Presiden ke-8’.
Acara yang berlangsung pada Jumat (7/7/2023) malam itu disaksikan oleh puluhan ribu warga dari berbagai daerah tak hanya KBB tapi juga Kabupaten Bandung, Cianjur bahkan Sukabumi. Mereka antusias menyaksikan acara hingga selesai pada malam pergantian hari.
Di tengah lautan warga Dedi Mulyadi menemukan seorang ibu yang menonton dengan anaknya. Anaknya yang memasuki usia lima tahun itu diduga mengalami stunting karena pertumbuhan fisiknya berbeda dengan teman sebayanya. Bahkan sang anak masih digendong-gendong oleh ibunya.
Selama ini ibu tersebut hidup dari kiriman suaminya yang bekerja di Bali. Dalam satu bulan ia menerima Rp 300 ribu sebagai bekal hidup bersama anaknya.
Baca juga: Warga Masih Bingung Urus Akta Kelahiran, Dedi Mulyadi : Mau Masuk Sekolah Dasar Saja Ribet

Dedi Mulyadi menyebut hal tersebut adalah realitas yang harus dituntaskan. Sebab saat ini anggaran pengentasan stunting justru habis oleh hal yang berbau birokrasi. Hanya Sebagian kecil saja anggaran sampai kepada masyarakat.
Ditemui seusai acara, Dedi Mulyadi mengatakan kasus ibu tersebut merupakan paradoks yang kerap disampaikan oleh Prabowo Subianto padanya. Satu sisi negara memiliki SDA dan melahirkan banyak sekali orang kaya tapi kekayaan tersebut banyak yang disimpan di luar Indonesia.
Selain itu banyak aspek raihan pajak tidak semua dibayar sesuai dengan produksinya. Di sisi lain lagi APBN dan APBD kerap habis oleh birokrasi dan tidak diprioritaskan untuk masyarakat.
“Sehingga banyak problem seperti stunting tadi banyak yang salah kaprah. Problemnya stunting, rapatnya di hotel, dibikin studi banding, yang makan mereka saja, dapat perjalanan dinas, dapat menginap, harga kamar bisa Rp 1,5 juta padahal kan uang segitu bisa diberikan pada mereka (stunting),” kata Dedi Mulyadi.
Sehingga, kata KDM, Presiden Jokowi telah mengajarkan kecepatan dalam mengambil keputusan. Sehingga data yang telah ada tidak perlu lagi dirapatkan di hotel berbintang tapi langsung diselesaikan melalui pembagian anggaran dari mulai daerah, provinsi hingga pusat.
“Misal ada 1.000 kasus stunting, misal 500 diselesaikan kabupaten, 500 provinsi, dilihat problemnya kemudian suplai makanannya,” tuturnya.
Kang Dedi Mulyadi memberi contoh saat ia menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Saat itu ia bekerja sama dengan minimarket dan warung di setiap desa, RW hingga RT untuk menyiapkan kebutuhan bagi warga yang terindikasi stunting.
“Nah seperti ibu yang tadi misalnya, tinggal dilayani oleh warung disuplai berbagai kebutuhan pokoknya nanti tinggal pemerintah yang bayar. Kan data sudah ada jelas, dibanding anggaran habis oleh rapat di hotel berbintang terus,” katanya.
“Inilah paradoks di Indonesia. Orang stunting dibahas di hotel berbintang, kemiskinan dibahas di hotel berbintang, pejabat pakai mobil mewah rakyat tidak bisa sekolah,” lanjut Dedi Mulyadi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Yakin Rakyat Jabar Setia Pilih Prabowo Subianto karena Pemimpin Otentik Tanpa Kosmetik
Paradoks itu pun terjadi di Jawa Barat. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan hampir setiap hari muncul postingan warga mengenai jalan rusak, irigasi rusak, kemiskinan hingga stunting.
“Negara kaya hasil alam, pejabat hidup bergelimang fasilitas, anggaran stunting habis untuk perjalanan dinas dan rapat di hotel mewah. Sedangkan anak kurus terpaksa tumbuh hidup tanpa asupan gizi dan protein memadai,” ujar Kang Dedi Mulyadi.
Kembali ke Safari Budaya, di akhir acara KDM menyerahkan bantuan sebesar Rp 9 juta kepada ibu tersebut. Uang tersebut sebagai tambahan modal usaha sang ibu, tabungan dan sisanya untuk membeli berbagai kebutuhan pangan yang bisa meningkatkan gizi anak.
Fafa Bos Arisan Bodong di Cikalong Bandung jadi Tersangka, Polisi Sudah Dapat Bukti |
![]() |
---|
Massa Aksi Datangi Kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Laporkan Dugaan Korupsi Pejabat Teras KBB |
![]() |
---|
NASIB Proyel Tol Getaci yang Akan Hubungkan Bandung dengan Cilacap di Jawa Tengah, Beroperasi 2029 |
![]() |
---|
20 Lokasi Nobar Persib Bandung vs Lion City Sailors di Bandung hingga Cimahi Besok 18 September 2025 |
![]() |
---|
Respons Dedi Mulyadi Diberitakan Korupsi dengan Menteri PKP, Gubernur Jabar Sentil Pembuat Konten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.