Siswi SMP Korban Rudapaksa

Siswi SMP Korban Rudapaksa di Subang Kritis karena Pendarahan Hebat, Tapi RSHS Tak Bisa Tampung

Pendarahan hebat dialami L (14) hingga membuatnya kritis. L Merupakan siswi SMP yang dirudapaksa teman-temannya sendiri, pertengahan Mei 2023.

Editor: Giri
AHYA NURDIN / Tribunjabar.id
Ruang ICU RSUD Subang, Selasa (20/6/2023) tempat L korban rudapaksa menjalani perawatan akibat alami pendarahan di organ intimnya seusai dirudapaksa sebulan lalu. 

"Jadi harus diambil di Cirebon karena Subang belum punya. Saat ini masih ada tersisa dua labu. Rencananya kita akan ngambil lagi darah lagi ke Cirebon," ujarnya.

Karena sering kehabisan darah ini pula, menurut Syamsu, kondisi korban belum juga stabil.

"Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang telah mengajukan rujukan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Namun belum ada kamar yang tersedia," ujar Syamsu.

"Oleh karena itu, hingga hari ini korban masih tetap rawat di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Subang sampai pasien stabil dan ruangan di RSHS tersedia," tambah Syamsu.

Bupati Subang, Ruhimat, mengatakan akan terus memberikan semua dukungannya yang diperlukan untuk pemulihan kondisi kesehatan koran.

Baca juga: Siswi SMP di Subang yang Dirogol dan Alami Pendarahan Hebat Diduga Kena Penyakit Langka

"Biaya perawatan seluruhnya tentunya akan ditanggung oleh BPJS. Tapi, kalau BPJS misalkan tidak sanggup, kami pemerintah daerah siap untuk menanggung sepenuhnya," ujar Bupati.

Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSHS, dr. Iwan Abdul Rachman, mengakui telah menerima pengajuan rujuk pasien dari RSUD Subang pada 19 Juni 2023.

Permintaan rujukan diajukan melalui sistem rujukan/SISRUTE.

Namun demikian, ujar Iwan, permintaan tersebut belum bisa mereka penuhi.

"Telah kami berikan jawaban pukul 02.27 WIB bahwa ruang intensif kami dalam kondisi penuh," ujar dr. Iwan Abdul Rachman, melalui pesan WhatsApp, tadi malam.

Dicekoki Miras

Kasus rudapaksa terhadap L terjadi pada 18 Mei. Peristiwa bermula saat saudara L, yakni E (15), meminta L mengantarnya untuk membeli martabak ke Pasar Pamanukan.

"Namun, setelah beli martabak, anak saya diajak nongkrong di pabrik penggilingan padi atau beras di kawasan Dusun Kengkeng Desa Rancasari Pamanukan," ujar orang tua L, kemarin.

Di pabrik penggilingan padi itulah, ujarnya, L dipaksa untuk minum minuman keras.

Baca juga: Seorang Siswi SMP di Subang Dirudapaksa 3 Temannya, Awalnya Diminta Mengantarkan Beli Martabak

"Di Pabrik beras tersebut berdasarkan pengakuan anak saya, dia dipaksa minum miras sama empat hingga lima orang teman cowoknya. Setelah tak berdaya anak saya dinodai secara bergantian," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved