Buntut Tukang Bubur Kena Tipu, Polri Tegaskan Jadi Polisi Tak Ada Biaya, Jangan Percaya Janji-janji

Mabes Polri ingatkan jangan gampang percaya janji-janji bisa menjadi anggota polisi meski itu datang dari anggota Polri.

Warta Kota/Henry L
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menegaskan jika untuk menjadikan anggota Polri tidak dipungut biaya sepeser pun dan hanya berdasarkan seleksi. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri ingatkan jangan gampang percaya janji-janji bisa menjadi anggota polisi meski itu datang dari anggota Polri.

Tukang bubur di Cirebon, Jawa Barat merugi Rp 310 juta karena dijanjikan anaknya bisa menjadi anggota Polri.

"Modus menjanjikan atau memberikan iming-iming kepada masyarakat bahwa yang bersangkutan bisa diterima menjadi anggota Polri, itu tidak benar," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Selasa (20/5/2023).

Ramadhan menegaskan jika untuk menjadikan anggota Polri tidak dipungut biaya sepeser pun dan hanya berdasarkan seleksi.

Baca juga: Polres Cirebon Kota Tetapkan 2 Tersangka Dugaan Penipuan Rekrutmen Polri, Korbannya Tukang Bubur

Untuk itu, Ramadhan meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak mudah percaya ketika ada yang menawarkan untuk bisa menjadi anggota Polri dengan mudah.

"Sekali lagi dalam kesempatan ini saya sekaligus memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak mudah percaya kepada siapapun, termasuk kepada anggota Polri yang bisa menjanjikan seseorang lulus untuk menjadi anggota Polri," tuturnya.

"Kelulusan itu berdasarkan hasil seleksi kemampuan daripada sang calon, calon siswa. Jadi jangan ada yang percaya kepada oknum ya," sambungnya.

Untuk informasi, korban yang merupakan tukang bubur yang berasal Desa Kejuden, Kecamatan Depok, Kebupaten Cirebon, Jawa Barat, Wahidin mengaku telah menyetorkan uang Rp 310 juta kepada oknum polisi tersebut dengan harapan putra pertamanya bisa menjadi anggota Polri berpangkat Bintara.

Namun, Wahidin justru bernasib apes lantaran ia justru dipermainkan oleh AKP ASW yang tak lain merupakan tetangganya sendiri.

Hal tersebut mendasari Wahid percaya kepada AKP ASW hingga menuruti berbagai perintahnya.

Namun, meski telah menyetorkan uang ratusan juta kepada AKP SW dan rekannya, putra dari Wahidin pun tetap tak berhasil menjadi anggota polisi.

Bahkan, kegagalan itu terjadi pada tahap pertama yakni saat tes kesehatan.

Setelah kegagalan itu, Ketua Kuasa Hukum Wahidin, Harumningsih Surya mengatakan kliennya mengaku depresi hingga kebingungan.

Pasalnya, setelah dihitung-hitung Wahidin telah mengeluarkan uang lebih dari Rp 310 juta.

Bahkan, Wahidin telah menggadaikan rumahnya untuk menuruti segala perintah dari AKP SW tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved