6 Fakta Riki Nugraha Meninggal Misterius di Sumedang, Diturunkan dari Mobil Grandmax di Tepi Jalan
Misteri kasus pembuangan pria keterbelakangan mental Riki Nugraha (35) hingga meninggal dunia sampai saat ini masih belum ada titik terang.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Misteri kasus pembuangan pria keterbelakangan mental Riki Nugraha (35) hingga meninggal dunia sampai saat ini masih belum ada titik terang.
Riki adalah pemuda berketerbelakangan mental yang merupakan warga Perumahan Puskopad, Desa Gunung Manik, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Meski beragam kesaksian dari saksi mata mengemuka ke publik untuk membantu mengungkap kejadian sebenarnya, persoalan ini masih belum tuntas terjawab.
Riki Nugraha diduga dibuang oleh Yayasan Abadi Bina Mentari tempatnya dirawat.
Baca juga: Tiga Bulan Riki Meninggal Tak Wajar, Warga Puskopad Tanjungsari Tagih Penyelidikan Polres Sumedang
Riki diduga dibuang dalam keadaan sakit dengan tubuh yang sudah kurus kering pada 28 Maret 2023 hingga akhirnya ditemukan tak bernyawa pada Senin (3/4/2023) dini hari.
Buntut dari kejadian ini, Polres Sumedang melakukan penyelidikan.
Namun hingga kini belum ada kesimpulan dari penyelidikan itu. Saat ini, telah tiga bulan kasus ini bergulir dalam penyelidikan Polres Sumedang.
TribunJabar.id merangkum fakta-fakta terkait dugaan pembuangan yang berujung pada meninggalnya Riki:
1. Warga Perumahan Puskopad merasa janggal dengan kematian Riki
Warga Perumahan Puskopad, Desa Gunung Manik, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, semakin merasa janggal dengan kematian warga kompleks mereka, Riki Nugraha (35).
Warga yakin betul Riki diduga "dibuang" oleh Yayasan Abadi Bina Mentari yang beralamat di Kecamatan Darmaraja, sebelum akhirnya meninggal, warga akhirnya melaporkan perkara ini ke Polres Sumedang.
2. Belasan saksi melihat Riki diturunkan dari mobil Grandmax bertuliskan ODGJ
Riki Nugraha (35), warga Tanjungsari yang memiliki keterbelakangan mental, ditemukan meninggal beberapa hari setelah diduga diturunkan dari mobil Grandmax putih bertuliskan ODGJ.
Menurut keterangan Rizni Amalia (41), pemilik warung yang mengurus Riki pasca-dibuang, Riki diturunkan dari sebuah kendaraan di tepi jalan di dekat warung nasi tak jauh dari rumahnya di Kampung Dano.
Saksi mata melihat Riki diturunkan pada pukul 22.00, Selasa (28/3/2023).
"Saat itu malam hari, di warung saya lagi ada sekitar 15 orang dari komunitas sepeda motor Aerox, berkumpul sehabis buka bersama. Kami melihat orang itu dipapah oleh satu orang lain dari mobil ke arah jembatan," kata Rizni, Minggu (9/4/2023).
3. Yayasan Abadi Bina Mentari bantah telah membuang Riki
Ketua Yayasan Abadi Bina Mentari, Dera Renda Nurherdarsyah, yang beralamat di Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, membantah telah membuang Riki.
"Saya ketua yayasan hanya mendapatkan laporan dari ketua panti bahwa ada dua orang penghuni yang kabur pada tanggal 28 Maret 2023. Kami tidak melakukan pembuangan," kata Dera Renda kepada TribunJabar.id, Kamis (6/4/2023).
Begitu diketahui kabur, Dera mengatakan, pihaknya tidak melaporkan kehilangan itu kepada polisi.
4. Yayasan tempat Riki Nugraha dirawat sebelum meninggal dunia pindah
Yayasan Abadi Bina Mentari yang beralamat di Desa Sukaratu, Kecamatan Daramaraja, kini pindah ke Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.
Kepindahan tersebut terkesan mendadak dan buru-buru.
Padahal, menurut aparat Desa Sukaratu, yayasan yang bergerak dalam pengobatan mental dan gangguan kejiwaan itu mengontrak dua rumah dan kontrakannya masih jauh ke jatuh tempo.
Yayasan dengan pasien 70 orang itu sudah beroperasi selama setahun.
Dua rumah yang disewa, menurut informasi yang dihimpun, baru habis kontrak pada Agustus 2023.
Menurut pantauan TribunJabar.id, Kamis (13/4/2023), situasi rumah yang di kontrak yayasan itu sudah lengang.
5- Warga melihat pengurus Yayasan di Darmaraja Sumedang copot stiker pada mobil angkutan ODGJ
Warga Desa Sukaratu, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, banyak yang menyaksikan pengurus Yayasan Abadi Bina Mentari mencopot stiket bertuliskan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang menempel pada mobil Grand Max putih.
Mobil itu diduga yang digunakan yayasan tersebut untuk membuang Riki Nugraha (35) ke kawasan Jembatan Dano, Kecamatan Sumedang Utara pada 28 Maret 2023 malam, sekitar pukul 22.00.
"Dicopot yang tulisan di mobilnya, itu enggak kelihatan betul sih tulisan ODGJ-nya dilepas karena saya lihatnya dari depan, ya ada aktivitas melepas itu," kata Itep Dani Nugraha (40), warga Desa Sukaratu, kepada TribunJabar.id, Jumat (14/4/2023).
Itep, yang rumahnya berseberangan dengan Yayasan, mengatakan, mobil yang dilihatnya itu terparkir pada salah satu rumah yang disewa oleh pihak yayasan untuk praktik penyembuhan mental dengan 70 pasien.
Ada dua rumah yang disewa. Letaknya berdekatan hanya terpisah RT.
"Yang melihat ada aktivitas pelepasan stiker bukan hanya saya saja, warga lain pun banyak yang lihat karena tengah ngumpul di rumah saya," kata Itep.
Milyana, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Sukaratu, mengatakan hal senada, bahwa dia melihat sejumlah pengurus melepaskan stiker ODGJ dari mobil Grand Max itu.
"Grand Max putih ya ada tulisan ODGJ, yang waktu saya kedatangan orang Polres, minta diantar ke situ mobil itu tidak ada. Katanya lagi dipakai ke Jawa," kata Milyana.
Dia menjelaskan, warga di sekitar Yayasan melihat orang-orang yayasan mencopot stiker itu pada Kamis (6/4/2023) malam.
"Setiap hari kerap terparkir dua unit mobil di Yayasan, satu di antaranya mobil Grand Max itu. Setelah viral dan sebelum mereka pindah, kedua mobil itu tidak terlihat lagi," ucapnya.
6- Polres Sumedang melakukan penyelidikan
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sumedang melakukan penyelidikan atas kasus kematian Riki Nugraha (35).
Kepala Satuan Reskrim Polres Sumedang, Iptu Maulana Yusuf, mengatakan pihaknya telah meminta keterangan dari sejumlah saksi sejak kabar tentang meninggalnya Riki tersiar.
Ia mengatakan, pihaknya memburu mobil tersebut, mobil yang identik dengan yang dituturkan saksi mata di kawasan Dano.
"Terhadap beberapa orang, terhadap (terduga) pelaku maupun saksi di lapangan," Maulana Yusuf kepada TribunJabar.id di ruang kerjanya, Senin (10/4/2023). (*)
Beri Penghargaan Para Wajib Pajak di Sumedang, Bupati: Pajak Adalah Bentuk Gotong Royong Modern |
![]() |
---|
Bupati Sumedang : Terima Kasih pada Pengusaha yang Bayar Pajak, Yang Masih Ngemplang Segera Hentikan |
![]() |
---|
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir Sebut Pembayar Pajak Pahlawan Pembangunan |
![]() |
---|
Notaris Muda di Sumedang Dapat Penghargaan dari Bupati, Lima Tahun Berturut Pembayar Pajak Terbesar |
![]() |
---|
Pembayaran Pajak di Sumedang Akan Didigitalisasi, Bupati: Tak Ada yang Ditutup-tutupi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.