Jelang Iduladha, Disnakan Sumedang Awasi Ternak yang Terjangkit Penyakit Ini, Vaksin Terbatas

Sayangnya, vaksin untuk hewan terjangkit LSD masih terbatas. Sehingga dapat disimpulkan tidak semua hewan mendapat vaksin.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID/DEANZA FALEVI
ILUSTRASI - Aktivitas penjualan sapi di Pasar Ingon-ingon Ciwareng, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (30/5/2023). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Penyebaran penyakit Lumpy Skin Diseases (LSD) yang memnyerang sapi dan kerbau menjadi perhatian khusus Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang, berkaitan dengan lalu lintas hewan yang tinggi menjelang Iduladha.

Sayangnya, vaksin untuk hewan terjangkit LSD masih terbatas. Sehingga dapat disimpulkan tidak semua hewan mendapat vaksin.

"Antisipasinya, kami memeriksa dokumen yang jelas, hewan yang masuk ke Sumedang harus dilengkapi surat keterangan sehat dari pemerintah daerah asal," kata kata drh. Lia Indrawati, Kepala UPTD RPH Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang, kepada TribunJabar.id, Sabtu (10/6/2023).

Di antara ciri yang terlihat bahwa hewan untuk kurban disertai dokumen kesehatan adalah pada telinganya ada anting dengan kode bar.

Baca juga: 150 Sapi dan Kerbau di Sumedang Terjangkit Penyakit Ini, Apakah Masih Bisa Dikonsumsi?

Tetapi, vaksin khusus LSD baru tersedia. Lia mengatakan, kecil kemungkinan ada sapi dan kerbau yang saat ini telah divaksin.

"Jadi sangat kecil kemungkinan ada sapi yang sudah divaksin LSD, karena jumlah vaksin juga masih terbatas, dan prioritasnya untuk sapi yang dipelihatra lama, bukan sapi untuk dipotong," katanya.

Di Sumedang, vaksin dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat baru 2.000 dosis. Sementara sapi dan kerbau populasinya mencapai 30.000 ekor.

"Menjelang hari H Iduladha, selain memeriksa di lapangan tempat orang berjualan hewan ternak, kami juga akan periksa ke tempat-tempat di mana hewan telah dipotong," katanya.

Pemrintah akan melakukan pemeriksaan post mortem. Siapa tahu ada sapi dan kerbau lolos pemeriksaan LSD dan dagingnya rusak berat.

"LSD memang menurunkan kualitas daging," kata Lia.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved