Sosok Abah Asep, Eks TKI yang Sukses Kembangkan Desa Wisata Hanjeli Sukabumi, Perkuat Pangan Lokal

Desa Wisata Hanjeli di Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Sukabumi, menjadi lokasi wisata edukasi berbasis pangan lokal pertama di Indonesia

|
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Darajat Arianto
Sosok Abah Asep, Eks TKI yang Sukses Kembangkan Desa Wisata Hanjeli Sukabumi, Perkuat Pangan Lokal - Asep-Hidayat-Mustofa-aa.jpg
Dok. Asep Hidayat Mustofa
Asep Hidayat Mustofa, Pendiri Desa Wisata Hanjeli di Kampung Waluran 2 RT 10 RW 02 Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sosok Abah Asep, Eks TKI yang Sukses Kembangkan Desa Wisata Hanjeli Sukabumi, Perkuat Pangan Lokal - panen-hanjeli-di-Desa-Wisata-Hanjeli.jpg
Dok. Asep Hidayat Mustopa
Wisatawan diajak berinteraksi saat panen hanjeli di Desa Wisata Hanjeli di Kampung Waluran 2 RT 10 RW 02 Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Sosok Abah Asep, Eks TKI yang Sukses Kembangkan Desa Wisata Hanjeli Sukabumi, Perkuat Pangan Lokal - pemandu-wisata.jpg
Istimewa
Wati (paling kiri), sedang memandu para wisatawan yang merupakan dosen-dosen dari universitas Gunadarma, Depok di Desa Wisata Hanjeli, Desa Waluran, Kabupaten Sukabumi, Sabtu akhir pekan lalu.

"Pengunjung dari sekolah alam Bogor itu meginap selama 8 hari, alhamdulillah perputaran uangnya Rp 40 - 50 jutaan, homestay 8 rumah penuh semuanya," ucap Asep Hidayat Mustopa.

Baca juga: Menparekraf: Teh Taraju Bagus Untuk Ekspor, Sandiaga Sebut Potensi Desa Wisata di Tasik Luar Biasa

"Juga ada tim guide kita punya beberapa divisi bahkan bikin olahan, termasuk kita menggabungkan konsep geopark, di dalamnya keragaman hayati, keragaman geologi dan keragaman budaya itu semuanya include jadi terintegrasi," ucapnya.

Asep mengatakan, kunci utama Desa Wisata Hanjeli tetap ramai dan terus diminati wisatawan adalah konsisten.

Dimana ia sebagai founder terus konsisten mengembangkan hanjeli agar tetap eksis dan tidak punah.

Wati (paling kiri), sedang memandu para wisatawan yang merupakan dosen-dosen dari universitas Gunadarma, Depok di Desa Wisata Hanjeli, Desa Waluran, Kabupaten Sukabumi, Sabtu akhir pekan lalu.
Wati (paling kiri), sedang memandu para wisatawan yang merupakan dosen-dosen dari universitas Gunadarma, Depok di Desa Wisata Hanjeli, Desa Waluran, Kabupaten Sukabumi, Sabtu akhir pekan lalu. (Istimewa)

"Perjuangan yang paling utama memang kita konsisten, karena hampir 10-12 tahun kami mencoba terus konsisten, jadi di sini kami lumayan banyak anak muda, di sini pun menggunakan sistem barcode, minimal digitalisasi sudah dilakukan," tuturnya.

Guide Eks TKI, Fasih Berbagai Bahasa Asing

Ada yang menarik di Desa Wisata Hanjeli ini, seluruh guide atau pemandunya merupakan eks TKI dan mereka fasih berbagai bahasa asing, dari bahasa Inggiris, Arab hingga kantonis.

"Untuk para guide latar belakang TKI, makanya kalau bahasa Arab dan Inggris saya pribadi insyaallah bisa, ada juga teh Wati bisa bahasa Arab, Inggris dan Kantonis," kata Asep.

"Artinya ada kunjungan dari wisatawan nasional kami insyaallah sudah siap untuk menjadikan lokasi wisatawan," ujarnya.

Baca juga: Desa Wisata Cibeusi Masuk 75 Besar ADWI 2023, Sandiaga Sebut Banyak Tempat Wisata Indah di Subang

Tal tertinggal, bahasa ibu yakni Sunda dan Indonesia menjadi bahasa utama yang diperkenalkan kepada wisatawan mancanegara maupun luar daerah Jawa Barat.

Asep Hidayat Mustopa berhasil mendapat penghargaan Kaplataru 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Asep merupakan perintis Desa Wisata Hanjeli di Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Asep Hidayat Mustopa berhasil mendapat penghargaan Kaplataru 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Asep merupakan perintis Desa Wisata Hanjeli di Desa Waluran Mandiri, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. (Dok. Asep Hidayat Mustopa)

Dari ketekunan itu, Desa Wisata Hanjeli sukses meraih berbagai penghargaan, di tahun 2022 lalu Desa Wisata Hanjeli masuk dalam kategori Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Terbaru, sang Founder mendapatkan penghargaan Kalpataru 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (*)

Silakan baca berita terbaru Tribunjabar.id lainnya, klik GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved