Ziarah ke Makam Syekh Abdul Muhyi di Pamijahan Tasik, Tokoh Pendiri Pesantren Pertama di dalam Gua

Saat ini, banyak peziarah yang datang dari berbagai tempat untuk berkunjung ke makam serta gua peninggalan seorang Syekh yang lahir pada tahun 1650

Tribun Priangan/ Aldi M Perdana
Makam Raden Ajeng Tanganziah selaku ibu kandung Syekh Abdul Muhyi. 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNJABAR.ID, KABUPATEN TASIKMALAYA - Syekh Abdul Muhyi diketahui merupakan tokoh pendiri pesantren pertama di wilayah selatan, yang kini dikenal sebagai wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada akhir abad ke-17 (tahun 1650-1699).

Saat itu, dirinya membangun pengajian-pengajian dalam bentuk pesantren di dalam gua yang dinamai sebagai Gua Safarwadi.

Gua tersebut berjarak kurang lebih 63 kilometer dari Kota Tasikmalaya, Jawa Barat ke arah selatan melewati beberapa kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, yakni Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Cibalong, hingga Kecamatan Karangnunggal.

Tepatnya, Makam Syekh Abdul Muhyi dan Gua Safarwadi ini berlokasi di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Di sana, tak hanya makam Syekh Abdul Muhyi saja yang dapat dikunjungi untuk berziarah, melainkan juga ada makam Sembah Dalem Sacaprana selaku mertuanya, makam Raden Ajeng Tanganziah selaku ibu kandungnya, hingga Sembah Dalem Yudanegara, yang diketahui menjadi nama jalan di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, selaku paman Syekh Abdul Muhyi sendiri.

Baca juga: Sosok Romyani Sopir Bus Rombongan Ziarah yang Alami Kecelakaan di Guci Tegal, Ungkap Pengakuannya

Saat ini, banyak peziarah yang datang dari berbagai tempat untuk berkunjung ke makam serta gua peninggalan seorang Syekh yang lahir pada tahun 1650 tersebut.

“Biasanya, para peziarah ini datang pada hari Sabtu di atas pukul 11.00 WIB malam, kemudian menginap di penginapan-penginapan di sini, barulah, mereka berziarah ke makam Syekh Abdul Muhyi setelah melakukan salat subuh,” ungkap Abdul Halim, petugas Kasepuhan Pamijahan kepada TribunPriangan.com pada Selasa (6/6/2023).

Sedang pada hari-hari biasa (Senin sampai Jumat), tambahnya, para peziarah tidak terlalu ramai berkunjung.

“Sejak lebaran akhir April lalu sampai sekarang, memang sudah mulai banyak yang datang, apa lagi waktu libur panjang pasca lebaran itu. Paling, nanti saat lebaran haji (red: Idul Adha), biasanya selalu ramai,” lanjut Abdul.

Terkait kunjungan para peziarah, sambungnya, sebaiknya untuk melapor terlebih dahulu ke pihak Kasepuhan Pamijahan guna ketertiban di wilayah Desa Pamijahan itu sendiri.

“Sekarang tujuannya, tamu ziarah untuk lapor dulu ke sini (Kasepuhan Pamijahan). Kemudian, sebelum berziarah, pakaian harus bersih dan sudah berwudhu,” jelas Abdul.

“Biasanya, orang-orang setelah berziarah dari makam Syekh Abdul Muhyi, ada yang melanjutkan ke Gua Safarwadi, ada yang kembali lagi. Nah, perihal melanjutkan ke gua, itu tidak diharuskan. Itu terserah para peziarah,” pungkasnya.

Terkait Gua Safarwadi, Endang Adjidin selaku Ketua Kasepuhan Pamijahan menambahkan, bahwa jarak dari Makam Syekh Abdul Muhyi ke Gua Safarwadi sekira 800 meter atau 10 sampai 15 menit berjalan kaki.

"Dikatakan bahwa pesantren pertama yang didirikan di Tasikmalaya, betul, di sini di Pamijahan, karena dulunya sebagai perintis penyebar agama Islam, khusus di bagian Kabupaten Tasikmalaya wilayah selatan, beliaulah, Syekh Abdul Muhyi," ungkap Endang Adjidin.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved