Kisah Amel Bocah Majalengka
7 Fakta Kisah Pilu Amel Bocah SD di Majalengka, Rawat Kakek dan Adik Sendirian, Akan Didatangi Wagub
Amel bocah SD di Majalengka yang merawat kakek dan adik masih menjadi perhatian.
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID - Amel Amelia Putri bocah SD di Majalengka yang merawat kakek dan adik masih menjadi perhatian.
Amel kini bertempat tinggal di Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka.
Meski diusianya yang masih belia, dalam tiga tahun terakhir ia harus merawat kakeknya yang sedang sakit, sendirian.
Baca juga: Kisahnya Bikin Haru, Amel Bocah SD yang Rawat Kakek & Adik di Majalengka Bakal Didatangi Wagub
Tak hanya, ia juga harus menjaga sang adik yang masih berusia 7 tahun, bernama Aulia Ramdani.
Kini, kisahnya pun masih banyak dicari dan mencuri perhatian.
Berikut Tribunjabar.id sajikan fakta-fakta Amel bocah SD yang merawat adik dan kakeknya sendirian.
1. Tinggal di Rumah yang Sudah Reyot
Menurut pantauan Tribun Jabar di lokasi, rumah Amel merupakan rumah panggung.
Ukurannya diperkirakan hanya 4x6 meter persegi.
Untuk menuju ke rumah Amel, harus melewati jalan setapak, karena rumahnya yang berada di pinggir sawah.
Di sana, ada rumah tetangganya yang menemani keberadaan tempat tinggal Amel bersama kakek dan adiknya.
Yang bikin miris, bagian depan Amel terdapat jamban.
Jamban sendiri merupakan suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Saat Tribun datang, ayah Amel bernama Adeng (38) sedang menggunakan jamban tersebut untuk mandi.
Diperkirakan, Amel, kakeknya, dan adiknya juga menggunakan jamban tersebut untuk keperluan mandi.
Saat memasuki rumahnya, kesan reyot sangat terasa.
Alas rumah Amel juga terbuat dari susunan papan kayu.
Sepanjang mata memandang juga hanya terlihat sekatan ruangan yang terbuat dari anyaman bambu dan pintunya hanya ditutupi kain.
Tidak ada foto keluarga seperti layaknya sebuah rumah.
Di sebelah utara ruangan, terdapat sebuah TV jadul.
Sebelahnya lagi, terdapat tumpukan buku yang diketahui milik Amel saat belajar.
Beberapa kali juga terdengar suara retak ketika ada orang berjalan di dalam rumah tersebut.
Kepada Tribun, Amel mengaku ingin sekali menempati rumah yang lebih layak.
Namun bocah berusia 13 tahun itu tak bisa berbuat banyak.
Ia kini hanya fokus merawat kakeknya bernama Alyamin (70) yang mengalami penyakit stroke selama dua tahun terakhir.
Amel juga harus menjaga adiknya yang masih berusia 7 tahun.
"Untuk ngurus kakek dan adik itu pakai uang seadanya, makanya Amel sering gak bawa uang kalau ke sekolah, karena sudah habis untuk makan kasih kakek dan adik," ujar Amel, Jumat (2/6/2023).
Kepala Desa Kalapadua, Nanang Nirwana, mengatakan, rumah kakek Alyamin itu sejatinya sempat diajukan mendapatkan bantuan dari program rutilahu pemerintah.
Namun sang kakek selalu menolak lantaran tak ada biaya tambahan untuk merenovasi rumahnya.
Nanang mengaku sudah berulang kali menawarkan untuk memperbaiki rumah Alyamin melalui rutilahu, namun selalu menolak karena tidak sanggup menyelesaikan pembangunan.
Rutilahu tetap harus ada biaya tambahan karena dana yang diterima hanya Rp 20.000.000, sementara kondisi rumah nyaris roboh.
“Ketika ditawari rutilahu, dia tak pernah menjawab, selain sulit bicara juga karena mungkin tidak memiliki anggaran untuk menyelesaikan pembangunan rumah."
"Jangankan untuk menambah pembangunan rumah, untuk makan saja mereka sulit karena dana rutilahu kan hanya Rp 20.000.000, kami di desa juga kalau pemiliknya tidak sanggup khawatir tidak selesai,” ucap Nanang.
Namun, menurutnya, untuk bantuan sosial, seperti BPNT, Alyamin rutin menerima dan bantuannya kini dipergunakan bertiga bersama cucunya.
Sebagai kepala desa, ia hanya berharap adanya uluran tangan dari berbagai pihak untuk membantu pembangunan rumah kakek Alyamin.
Karena itu, beban yang kini diemban Amel sedikit lebih ringan.
2. Orang Tua Cerai
Amel harus mengurus sendiri kakek dan adiknya karena orang tuanya telah berpisah.
Ayah Amel sibuk bekerja berdagang di Bekasi, Jawa Barat.
Di sisi lain, ibunya sudah empat tahun pisah dengan Amel karena menetap di Pekanbaru.
Permasalahan keluarga orang tuanya menjadi faktor ayah dan ibunya memilih jalannya masing-masing dan kini Amel harus menerima kenyataan pahit itu.
3. Rela Tak Main Demi Urus Kakek dan Adik
Dihubungi Tribun pada Sabtu (3/6/2023), Amel menceritakan perjuangan kesehariannya untuk mengurusi adik dan kakeknya yang tengah jatuh sakit.
Kakeknya, Alyamin (70), mengalami penyakit strok yang sudah dialaminya dua tahun terakhir.
Kata Amel, kegiatan yang setiap hari dilakukannya untuk mengurusi sang kakek adalah sering menuntunnya jika hendak beraktivitas.
Termasuk, ketika kakeknya hendak menuju ke kamar mandi yang berada di depan rumahnya.
Selain itu, Amel juga sering melakukan pekerjaan rumah, seperti mencuci baju sang kakek, memasak seadanya untuk adiknya dan tak jarang juga memijit kakeknya jika diminta.
"Ya, merawat kakek dengan cara membantu pekerjaan rumah, ya memasak untuk kakek juga, kalau kakek mau dipijitin ya Amel pijitin gitu."
"Ya gitu (nuntun ke kamar mandi), sama dibantu sama tetangga-tetangga juga," ujar Amel, Sabtu (3/6/2023).
Karena sering membantu pekerjaan rumah untuk mengurusi adik dan kakeknya, tak jarang waktu bermain Amel juga terkikis.
Kendati demikian, ia mengaku ikhlas dengan kondisi yang dihadapinya saat ini.
"Suka ngeluangin waktu untuk mengurus kakek sama adik, kalau main mah curi-curi waktu saja kalau ada, tapi jarang main mah," ucapnya.
Sehari-harinya untuk makan, Amel mengandalkan ulur tangan dari tetangganya maupun orang dermawan.
Hal itu juga yang membuatnya kerap tak tak memiliki uang jajan ketika bersekolah.
"Untuk ngurus kakek dan adik itu pakai uang seadanya, makanya Amel sering gak bawa uang kalau ke sekolah, karena sudah habis untuk makan kasih kakek dan adik," ujar Amel saat ditemui di Kampung Cintapada, RT.20/6, Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Jumat (2/6/2023).
4. Pernah Pingsan di Sekolah
Diketahui, Amel pernah pingsan saat di Sekolah, hal itu ia mengakuinya
Hal itu disebabkan, karena dirinya juga jarang sarapan di rumah.
Ketika makan juga menggunakan lauk seadanya.
"Iya (pingsan), itu karena gak sarapan dulu di sekolahnya. Gak sarapan mah jarang, waktu itu karena buru-buru saja gitu," ucapnya.
Ditambah lagi, sang ayah bernama Adeng (38) juga jarang pulang karena kerja.
Ia pun tak menuntut jika ayahnya tak memberinya uang untuk keperluan di rumah.
"Iya, kalau gak ngasih ya ga nuntut, sedikasihnya saja," jelas dia.
Seperti diketahui, Amel sedang menjadi perhatian belakangan ini.
Pasalnya, kehidupannya jauh dari kata mapan dengan mengurus kakek dan adiknya.
5. Masak Seadanya
Dari berbagai aktivitas dirinya mengurusi adiknya berusia 7 tahun bernama Aulia Ramadani dan kakeknya Alyamin berusia 70 tahun, Amel kerap memasak untuk keperluan makan keluarganya.
Amel menceritakan, bahwa ia hanya memasak masakan dari bahan seadanya.
Bahan-bahan yang sering dimasaknya, seperti tahu tempe, sambal, sayur mayur atau lauk sederhana lainnya.
"Suka masakin bahan yang ada di rumah, kaya sayuran, ada ikan asin, lauk-lauk yang sederhana," ujar Amel saat dihubungi Tribun, Sabtu (3/6/2023).
Ia mengaku, keterampilannya memasak tak terlepas dari bantuan tetangga.
Selain memberikan ilmu memasak, tetangganya juga kerap memberi bahan makanan yang nantinya dimasak oleh Amel.
"Belajar dari nenek, ada tetangga diajarin masak," ucap Amel.
Dari berbagai lauk pauk yang kerap disajikan kepada adik dan kakeknya, Amel mengaku jarang memakan makanan daging-dagingan, seperti ayam goreng.
Kata Amel, memakan daging-dagingan ia lakukan hanya satu bulan sekali, itu pun jika ada yang memberinya.
"Kalau daging-dagingan mah jarang, sebulan sekali. Itu juga kalau ada bantuan dari desa, baru makan daging gitu," jelas dia.
6. Kerap Tak Bawa Uang ke Sekolah
Sehari-harinya untuk makan, Amel mengandalkan ulur tangan dari tetangganya serta orang dermawan.
Hal itu juga yang membuatnya kerap tak tak memiliki uang jajan ketika bersekolah.
"Untuk ngurus kakek dan adik itu pakai uang seadanya, makanya Amel sering gak bawa uang kalau ke sekolah, karena sudah habis untuk makan kasih kakek dan adik," ujar Amel saat ditemui di Kampung Cintapada, RT 20/6, Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Jumat (2/6/2023).
7. Amel Akan Didatangi Wakil Gubernur Jawa Barat
Setelah kisahnya viral, banyak yang mengaku merasa iba, sedih dan prihatin atas kondisi Amel bocah yang berusia 13 tahun tersebut.
Dikabarkan, tak hanya masyarakat biasa, pejabat sekelas Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum pun sudah mengetahui informasi tersebut.
Orang nomor satu di pemerintahan Provinsi Jabar itu akan mendatangi rumah Amel di Kampung Cintapada, RT.20/6, desa setempat.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Kalapadua, Nanang Nirwana, Sabtu (3/6/2023).
"Iya katanya besok Minggu," ujarnya.
Namun, Nanang belum mengetahui secara pasti pukul berapa Wagub bakal tiba di rumah Amel.
Ia pun sudah memberikan informasi tersebut kepada pemerintah kecamatan Lemahsugih.
"Semoga jadi, saya sudah informasikan ke Pak Camat (Lemahsugih)," ucapnya.
Baca artikel Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.
Amel Amelia Putri
merawat kakek dan adik
bocah SD
Majalengka
Amel
Wakil Gubernur Jawa Barat
kisah pilu
Masuk Sekolah Favorit, Amel Bocah Viral yang Rawat Kakek dan Adik di Majalengka Punya Cita-cita Ini |
![]() |
---|
Masih Ingat Amel? Bocah yang Rawat Kakek dan Adiknya di Majalengka, Kini Bersekolah di SMP Favorit |
![]() |
---|
Rumah Amel, Bocah SD yang Urus Adik dan Kakek di Majalengka Diratakan, Akan Dibuatkan yang Layak |
![]() |
---|
Bupati Majalengka Beri Gerobak untuk Jualan Ayahanda Amel, Bocah SD yang Urus Adik dan Kakeknya |
![]() |
---|
Wagub Uu Jamin Pendidikan Amel Bocah SD Urus Adik dan Kakek di Majalengka, Ajak Lanjut di Ponpesnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.