Pilpres 2024
Wawancara Eksklusif Sandiaga Uno, Soal Cawapres dan Hubungannya dengan Prabowo saat Ini
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno bicara banyak soal politik di Tanah Air menjelang 2024.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno bicara banyak soal politik di Tanah Air menjelang 2024.
Menurutnya, demokrasi Indonesia itu adalah sebuah anomali.
Ia juga buka-bukaan soal alasannya keluar dari Gerindra. Benarkan ada peran Presiden Joko Widodo di balik mundurnya Sandiaga Uno dari Gerindra?
Berikut wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network, Network Febby Mahendra Putra dengan Sandiaga Uno di Jakarta, Senin (15/5).
Apa yang membuat Pak Sandi harus pamit dari Partai Gerindra?
Dalam enam bulan terakhir, saya sudah berdiskusi dengan media karena merebak kedekatan saya dengan kendaraan-kendaraan partai politik yang lain.
Itu juga sudah saya sampaikan ke Pak Prabowo, di awal tahun kita berbicara. Pada saatnya di bulan April usai kontemplasi di sepanjang bulan Ramadan, beri'tikaf 10 hari terakhir bulan Ramadan, akhirnya saya memutuskan.
Apalagi kontestasi sudah semakin dekat tentunya saya harus menyumbangkan kontribusi dan pemikiran yang paling bermanfaat.
Mungkin kalau kita lihat posisi Gerindra dan Pak Prabowo itu sudah sangat kuat.
Pak Prabowo bilangnya partainya sudah kuat, sebetulnya partainya sudah sangat kuat dan sosok beliau juga sangat kuat sebagai calon presiden berikutnya dan menjadi pemimpin bangsa.
Tentunya ada tugas-tugas lain, ada pemikiran yang bisa saya kontribusikan ke masyarakat dan ini yang saya sedang jajaki setelah masukan dari para ulama, pimpinan, termasuk saya berkoordinasi dengan pimpinan pemerintahan termasuk Pak Jokowi.
Jadi keputusan itu murni saya mengambilnya sebagai keputusan yang sangat berat. Mudah-mudahan Pak Prabowo sukses dalam langkah-langkah ke depan.
Sementara saya menyusun pemikiran dan kesesuaian dan kecocokan untuk berjuang siapa tahu pada masa yang akan datang kita bisa bergabung bersama lagi untuk memperjuangkan Indonesia yang sejahtera adil dan makmur.
Banyak orang berspekulasi bahwa sebenarnya Pak Sandi mengambil keputusan ini karena dorongan yang kuat dari Presiden Joko Widodo, apa benar demikian?
Saya melihatnya dalam bentuk laporan kegiatan di bawah kepemimpinan beliau karena beliau tokoh yang aktif ada di tengah-tengah masyarakat.
Kita sama-sama suka turun ke masyarakat mendapatkan feedback, mendapatkan masukan. Kadang-kadang teriakan dari masyarakat.
Kita mendengar. Ini saya sampaikan juga ke beliau. Kita kadang-kadang terlibat dalam suatu diskusi yang menarik tentang arah pembangunan bangsa yang delapan atau sembilan tahun ini terus kita kembangkan.
Mulai dari pembangunan infrastruktur, penyediaan lapangan kerja, pengendalian ekonomi, keterkendalian inflasi.
Ini kita banyak diskusikan dan saya menyampaikan pemikiran dan laporan, sedangkan beliau memberikan wejangan.
Tapi kan pada akhirnya saya yang harus mengambil keputusan bahwa ini langkah sulit. Biasanya kan orang mencari partai yang besar dan mencari sosok yang kuat.
Saya sebetulnya seperti track record di dunia usaha, saya sedang mengkondisikan agar kebermanfaatan saya lebih terasa untuk perjuangan bangsa Indonesia ke depan.
Kalau saya boleh tahu seberapa dekat komunikasi Anda dengan Pak Jokowi selama ini, reaksi beliau Pak Sandi pamit bagaimana?
Hubungan saya dengan Pak Jokowi itu melalui beberapa fase. Pertama, sebagai pengusaha.
Kedua, sebagai rival karena di 2014 dan 2019 kita berseberangan, tapi setelah pilpres 2019 kemarin berlalu saya juga berdiskusi sama beliau sebagai mitra.
Saya menanyakan bagaimana membentuk kebersamaan maka terbentuklah inovasi politik yaitu pemerintahan yang bersatu atau kabinet indonesia maju ini di bawah pimpinan Pak Jokowi.
Kabinet ini kan sebuah unity government di mana pihak rivalitas pada akhirnya bersatu dan alhamdulillah capaiannya Covid-19 kita bisa atasi, ekonomi dan inflasi bisa kita atasi. Banyak pelajaran yang bisa kita petik di sana.
Namun posisi saya sekarang ini pembantu presiden, anak buahnya beliau. Komunikasi itu tentunya dalam lingkup berkoordinasi dan mendengar arahan-arahan dari beliau.
Kalau berkaitan dengan politik beliau punya banyak pengalaman dan wawasan tapi apa yang disampaikan wejangan sebagian sifatnya tertutup saya tidak bisa sampaikan di sini.
Sebagian lagi saya lihat gerak tubuhnya Pak Jokowi secara culture beliau orang Jawa menyampaikan hal-hal penuh adat istiadat serta nilai kearifan. Itu yang saya tangkap hingga akhirnya saya memutuskan jalur ini.
Kapan Pak Sandi akan menentukan sikap politik karena dalam sistem ketatanegaraan yang bisa mencalonkan pasangan capres dan cawapres hanya partai politik?
Saya diberi tahu Plt Ketua Umum Pak Mardiono agar bersabar mengikuti tahapan dan proses, pemikiran karena yang diusung itu politik amar ma'ruf nahi mungkar.
Jadi sekarang ini on progress dan tentu tidak akan lama lagi begitu ya Pak Sandi?
Iya ojo grusa-grusu, ojo kesusu, langkahnya terukur dan selalu dibicarakan serta dikomunikasikan kepada publik. Kemarin saya sengaja mengajak kunjungan kita ke pondok pesantren teman-teman dari PPP. Saya tidak menjauh, tidak mendekat tapi arahan dari pimpinan yang kita pastikan proses ini berjalan agar tidak ada yang tercederai. Semuanya kita lakukan dengan penuh ketelitian.
PPP sudah mendeklarasikan Ganjar sebagai capres, lantas apa korelasinya dengan posisi on progress Pak Sandi sekarang?
Ini sangat terpisah karena keputusan itu sudah dibicarakan. Jadi rapimnasnya PPP sudah dan saya sudah memberikan ucapan selamat kepada Mas Ganjar.
Saya juga sudah bertemu dengan rekan-rekan PPP. Bahwa itu sebuah keputusan mungkin bagi sebagian anggota masyarakat adalah momentum sebelum Lebaran.
Pak Sandi kan sebagai pembantu Presiden mengenal Pak Jokowi, menurut Anda seberapa jauh pengaruh beliau terhadap elektoral seseorang?
Kalau kita bedah, demokrasi Indonesia itu adalah sebuah anomali karena di tengah-tengah polarisasi dunia Pak Jokowi berhasil mengorkestrasi sebuah unity government. Ini prestasi tersendiri.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia justru tetap bertumbuh 5,3 persen. Ada juga satu anomali di ujung pemerintahan 18 bulan kurang Pak Jokowi itu masih mendapatkan tingkat kepuasan yang sangat tinggi 80 persen.
Jadi semuanya itu lengket kepada pribadinya Pak Jokowi, pertama berada di tengah masyarakat, memberikan bantuan kepada masyarakat, mengendalikan harga bahan pokok.
Kedua beliau itu memberi suatu pembangunan infrastruktur yang masif dan dirasakan masyarakat.
Ketiga, Presiden Jokowi kemarin saat pandemi memberikan empati kepada masyarakat di saat banyak pejabat yang flexing.
Pak Jokowi justru menginspirasi, nah di sinilah kita bisa mengambil edukasi bahwa sosok beliau ini karena masyarakat sangat merasakan kepuasan berarti kita harus bisa melanjutkan pembangunan dalam konsep kontinuitas. (tribun network/reynas abdila)
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Takkan Mundur dari Jabatan Menhan dan Wali Kota Solo |
![]() |
---|
Pengamat Politik Ragukan PDIP Berani Jadi Oposisi, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Koalisi Pendukung Prabowo-Gibran Makin Gemuk, Khawatir Jatah Menterinya Terganggu, PKB Pun Merapat |
![]() |
---|
PKS Bakal Ikuti Langkah Nasdem Dukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming tapi . . . |
![]() |
---|
Sosok Petinggi PKB dan Ketum Parpol Dampingi Prabowo-Gibran ke KPU, Ada Kaesang dan Partai Ummat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.