Kultum Ramadhan

Mutiara Ramadan Dr. KH. Mukhlis Aliyudin, M.Ag Pengasuh Pondok Modern Al-Aqsha: 3 Jenis Puasa

Dengan puasa, kita sesungguhnya sedang melaksanakan perintah Allah SWT secara total. 

|
Editor: Ravianto
ist
Dr. KH. Mukhlis Aliyudin, M.Ag Pengasuh Pondok Modern Al-Aqsha, Cibeusi, Jatinangor 

Mutiara Ramadhan bersama Dr. KH. Mukhlis Aliyudin, M.Ag, Pengasuh Pondok Modern Al-Aqsha, Cibeusi, Jatinangor

Tiga Jenis Puasa

PUASA adalah salah satu jalan untuk kita dinilai sebagai orang bertakwa. Dengan puasa, kita sesungguhnya sedang melaksanakan perintah Allah SWT secara total. 

Di saat berpuasa, salat kita terjaga, perbuatan kita terjaga, lisan kita terjaga, mata kita terjaga dari memandang hal yang dilarang, telinga juga demikian, kita totalitas dalam beribadah kepada Allah SWT. 

Itu secara batin. Secara lahir, puasa juga membuat kita sehat. Dalam bahasa hadis, Rasulullah menganjurkan kita berpuasa supaya sehat. "Shumu, tashihhu".

Laku berpuasa juga mesti membawa dampak kepada kehidupan sosial. Selesai sebulan penuh berpuasa nanti, kebaikan-kebaikan berpuasa harus pula diamalkan dalam kehidupan di luar bulan puasa. 

Pada bulan puasa ini, semua umat Islam ada dalam satu frekuensi.

Biasanya marah-marah, dengan puasa marah itu menjadi reda. Biasanya perokok berat tak bisa lepas dari merokok, dengan puasa, kok perokok kuat untuk menahan diri. 

Kita mengenal ada tiga jenis puasa. Ada puasa awam, khawas, dan khowasul khowas. 

Paling tidak, kita tingkatkan kualitas puasa kita ke nomor dua, puasa khawas. Jika yang nomor tiga berat, sebab itu laku puasa para wali. 

Puasa khawas itu bagaimana? Secara sederhana, puasa kita harus akuntabel sebagai representasi dari kata "ihtisaban" yang berarti melakukan perhitungan. "Barang siapa yang berpuasa karena iman dan ihtisab, akan diampuni dosanya yang telah lalu". 

Puasa yang akuntabel adalah terukur aktivitas kesehariannya. Setelah sahur lalu salat subuh, kemudian tadarus, kemudian bersiap bekerja, lalu apa yang dilakukan dalam pekerjaan itu, dan yang paling  inti dari akuntabilitas itu adalah zikrullah, mengingat Allah. Basahi lisan dengan kalimat-kalimat zikir kepada Allah SWT. 

Mari kita maksimalkan bulan Ramadhan 1444 H ini dengan kualifikasi ibadah terbaik, agar kita tidak termasuk dalam hamba-hamba-Nya yang berpuasa, namun mereka merugi. Sebagaimana pernah diingatkan Rasulullah SAW bahwa tidak sedikit dari orang-orang yang berpuasa, mereka tak mendapat apapun kecuali lapar dan dahaga saja. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved