Ramadan 1443 H
Jadi Saksi Perkembangan Islam di Majalengka, Masjid Agung Al-Imam Ini Awalnya Bangunan Panggung
Masjid Agung Al-Imam yang berada di jantung kota ini menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Majalengka yang awalnya berupa bangunan panggung
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Masjid Agung Al-Imam yang berada di jantung kota ini menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Majalengka.
Sebelum terlihat seperti sekarang, masjid ini telah mengalami beberapa kali perubahan.
Masjid Al-Imam dapat dikatakan sebagai saksi sejarah perkembangan agama Islam di daerah berjuluk kota angin.
Dihimpun dari berbagai sumber, masjid kebanggaan masyarakat Majalengka ini bila dihitung dari awal pembangunan usianya sudah lebih dari 100 tahun.
Bangunan yang berdiri kokoh di kawasan Alun-alun Majalengka ini awalnya hanya sebuah masjid kecil, hanya mampu menampung jemaah dengan jumlah terbatas.

Seiring makin bertambahnya jemaah, maka dilakukan perbaikan dan perluasan oleh Kyai Imam Safari, yang menjabat sebagai penghulu kabupaten saat itu.
”Awalnya Al-Imam ini adalah masjid kecil berbentuk bangunan panggung."
"Penyempurnaan mulai dilakukan oleh tokoh agama Islam Majalengka Kyai Imam Safari yang saat itu menjadi penghulu kabupaten,” ujar Ketua Grup Madjalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana, Jumat (7/4/2023).
Baca juga: Masjid Agung Al-Imam Majalengka Sediakan Lebih dari 500 Takjil Selama Ramadan
Pria yang kerap disapa Naro itu menjelaskan, berdasarkan catatan pada awal pembangunannya, masjid yang sekarang terlihat kokoh dan megah itu hanyalah masjid biasa yang berbentuk panggung.
Ketika Kyai Imam Safari yang menjabat sebagai penghulu kabupaten, lanjut dia, muncul gagasan serta keinginan untuk melakukan renovasi masjid.
Renovasi serta perluasan dilakukan karena semakin padatnya jemaah serta kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat Islam waktu itu.
“Keberadaan Masjid Al-Imam ini semakin menggairahkan aktivitas keagamaan di Kabupaten Majalengka, termasuk banyak para kyai dan ulama dari daerah yang melakukan kegiatan di Masjid Al Imam," ucapnya.
Seiring dengan perjalanan waktu, renovasi kembali dilakukan pada tahun 1888.
Renovasi masjid kali ini dipimpin oleh Kyai Hasan Basyari.
Renovasi yang dilakukan sekitar tahun 1888 tidak mengubah bentuk asli dari bangunan masjid yang berbentuk panggung.
Perubahan bangunan masjid dari bentuk panggung, baru dilakukan pada tahun 1900 ketika Kabupaten Majalengka dipimpin oleh Bupati Raden Mas Salam Salmon dengan penghulu kabupaten Kyai Haji Muhammad Ilyas.
”Renovasi yang dilakukan waktu itu hampir menyeluruh, sehingga mesjid yang tadinya berbentuk panggung diubah menjadi lantai,” jelas dia.
Perbaikan dan penambahan fasilitas terus dilakukan pada Masjid Al-Imam, seperti pada tahun 1967 pada masa Bupati Kolonel Raden Anwar Sutisna.
Baca juga: Ratusan Jemaah Datangi Masjid Raya Al-Imam Majalengka, Akhirnya Rasakan Lagi Momen yang Dirindukan
Renovasi kemudian diteruskan oleh penggantinya, yaitu Bupati Rd. Saleh Sediana.
Masjid yang semula hanya satu lantai, setelah renovasi berubah bentuk menjadi dua lantai.
“Perbaikan atau renovasi masjid ini memakan waktu yang cukup lama, secara keseluruhan pembangunan Al-Imam baru dapat dituntaskan pada tahun 1977,” katanya.
Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada masa kepemimpinan Bupati Haji Rd.E. Djaelani, yaitu tahun 1984, perbaikan kembali dilakukan pada masjid Al-Imam.
Selain dilakukan perbaikan pada bagian gedung, pada tahun itu juga bangunan masjid diperluas agar bisa menampung jemaah yang lebih banyak.
Pembenahan terus dilakukan hingga tahun 1990, yaitu dengan mengubah bentuk atapnya menjadi bentuk kubah.
Dan perbaikan terakhir dilakukan pada tahun 2003 ketika Kabupaten Majalengka dipimpin oleh Bupati Hj. Tutty Hayati Anwar.
Menurut Naro, dari awal dibangun hingga sekarang, masjid Al-Imam bukan hanya sebagai tempat salat.
Masjid ini menjadi saksi sejarah perkembangan agama Islam di Kabupaten Majalengka.

“Karena di masjid ini dilakukan kegiatan peribadatan, penyebaran informasi keagamaan, menjalin ukhuwah Islamiyah serta pembinaan sosial kemasyarakatan serta pengembangan kebudayaan Islam,” ujarnya.
Baca juga: Parade Foto Wakaf Alquran di Masjid Agung Al-Ukhuwwah
Renovasi Masjid Al-Imam kembali dilakukan pads 2018 lalu.
Renovasi kali ini dilakukan dengan sumber anggaran bantuan Pemprov Jawa Barat.
Renovasi yang menelan anggaran miliaran rupiah itu membuat wajah masjid kebanggaan warga Majalengka ini terlihat lebih mewah dan megah, seperti yang terlihat sekarang. (*)
Silakan baca berita Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews
Bacaan Doa Penghujung Ramadan 2022, Lengkap dengan Amalan Penuh Pahala yang Diajarkan Rasulullah |
![]() |
---|
Jadwal Buka Puasa Wilayah Bekasi, Bogor, dan Depok Sabtu 30 April 2022, Lengkap Niat Zakat Fitrah |
![]() |
---|
Inilah Sederet Ciri-ciri Seorang Muslim Jika Puasa Diterima Allah SWT Dijelaskan Ustadz Adi Hidayat |
![]() |
---|
Jadwal Buka Puasa Jumat 29 April 2022 atau 27 Ramadan 1443 H untuk 4 Wilayah di Pantura Jawa Barat |
![]() |
---|
Jadwal Buka Puasa Wilayah Bekasi, Bogor, dan Depok Jumat 29 April 2022, Beserta Niat Zakat Fitrah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.