Pesan Airlangga Hartarto dan Neng Anne pada Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan 2023

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan kembali dicanangkan oleh berbagai pihak terkait, Taman Maya Datar, Pemkab Purwakarta, Rabu (5/4/2023).

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Airlangga Hartarto saat bersama Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika di acara GNPIP yang berlangsung di halaman Pemkab Purwakarta, Rabu (15/4/2023). 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Bank Indonesia (BI) serta sejumlah pihak terkait kembali mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Kick off program yang mengambil tema "Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional Melalui Digitalisasi dan Hilirisasi Pertanian di Jawa" dengan semboyan "Gemah Ripah Loh Jinawi" itu dilakukan di Kabupaten Purwakarta, tepatnya di Taman Maya Datar, halaman Pemkab Purwakarta, Rabu (5/4/2023).

Selain Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, pada agenda yang dirangkai dengan Operasi Pasar Murah Kabupaten Purwakarta itu juga hadir sejumlah pejabat.

Di antaranya Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, jajaran Komisi XI DPR RI, Ketua DPRD dan Forkopimda Jabar, Bupati Purwakarta, serta sejumlah kepala daerah lainnya.

Dalam agenda tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa produktivitas hasil panen padi per hektare sawah masih rendah pada tahun 2023.

Menurutnya, pada tahun ini, untuk satu hektare sawah hanya menghasilkan 5 ton padi.

"Untuk pertanian sawah 10 juta hektare perhitungannya hanya 5 ton per hektare," ujar Airlangga.

Dia juga mengatakan, pemerintah ingin produktivitas dari lahan sawah bisa meningkat.

Namun, menurut Airlangga, penyebab rendahnya hasil panen di tahun 2023 karena adanya cuaca buruk dan hujan yang berkepanjangan.

Airlangga menegaskan, pada tahun depan, Indonesia akan dilanda kekeringan dan menjadi tantangan para petani.

"Saat sekarang tergantung oleh climate change hujan berkepanjangan tahun depan karena kekeringan akan lebih panjang atau el Nino. Tentu menjadi tantangan khusus pangan," katanya.

Oleh karena itu, pemerintah telah membuat inovasi teknologi demi meningkatkan hasil panen pangan, yakni dengan smart irigasi dan smart farming.

Harapannya, dua inovasi itu bisa meningkatkan hasil panen, misalnya beras hingga ke angka lebih dari 5 ton per hektar.

"Jadi produksi petani terutama bisa besar hingga 31 juta ton," kata Airlangga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved