Breaking News

Cerita Mamat, Pengusaha Kerupuk Kulit di Tasik, Awal Cuma Iseng, Kini Produksinya 5 Kuintal Sehari

Tak seperti para perajin lainnya yang memang sejak awal menekuni usaha pembuatan kerupuk kulit, Mamat menekuninya tanpa sengaja.

Tribun Priangan/ Aldi M Perdana
KERUPUK KULIT - Proses pembuatan kerupuk kulit di kediaman Mamat Ruhimat di Kampung Ambarayah, Desa Sukadana, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (29/3) 

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Kampung Ambarayah, Desa Sukadana, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, sudah lama dikenal sebagai sentra kerupuk kulit.

Pasarnya tak hanya di Tasikmalaya dan sekitarnya, tapi nasional bahkan internasional.

Satu di antara sejumlah perajin kerupuk kulit di Desa Sukadana adalah Mamat Ruhimat. Mamat memulai usaha kerupuk kulitnya sejak 2019.

Namun, tak seperti para perajin lainnya yang memang sejak awal menekuni usaha pembuatan kerupuk kulit, Mamat menekuninya tanpa sengaja.

“Awalnya iseng-iseng, [bahannya] beli dari Bekasi yang sudah siap goreng. Dicoba di sini digoreng, terus pas dijual, ya lumayanlah, ada lebihnya begitu,” ujar Mamat saat ditemui di rumah yang juga menjadi tempat usahanya di Desa Sukadana, Rabu (29/3).

Baca juga: Melihat Proses Pembuatan Kerupuk Kulit Sapi di Sukadana Tasikmalaya, Terkenal Sejak 30 Tahun Lalu

Namun, sejak menekuninya secara serius, ujar Mamat, ia tak lagi membeli bahan yang siap goreng, melainkan langsung membeli kulit sapi ke tukang jagal.

"Sekarang proses produksinya sudah dimulai dari awal," ujarnya.

Itu sebabnya, di tempat produksi kerupuk kulit miliknya, terdapat meja besar yang biasa mereka pergunakan untuk membersihkan kulit sapi.

“Setelah dibersihkan [dari bulu], kulit sapi itu dimasukkan ke dalam tungku berisi air panas dan direndam selama sekitar lima menit,” ujarnya.

Setelah direndam selama lima menit, kulit sapi tersebut kembali dibersihkan untuk kedua kalinya. Baru setelah itu kulit sapi memasuki tahap pematangan.

"Pematangan ini prosesnya, kulit dimasukkan lagi ke tungku selama 30 menit,” ujarnya.

Setelah kulit sapi dinilai cukup matang, terang Mamat, kulit sapi ditiriskan dan dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

"Kulit-kulit yang sudah dipotong ini dijemur selama enam sampai tujuh jam. Biasanya dari pukul 08.00 WIB pagi sampai 14.00 WIB. Setelah itu, kulit kering siap digoreng menjadi kerupuk," ujarnya.

“Proses panjang ini supaya kerupuk kulit ini nantinya renyah saat dikonsumsi.”

Mamat mengatakan, selama ini dirinya telah mengirimkan kerupuk kulit produksinya tersebut hampir ke seluruh kota di Pulau Jawa.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved