Live Streamer, Kini, Jadi Andalan Perusahaan, LAF Project Pun Ikut Gunakan Ini untuk Jualan

ERA digital mengubah semua tatanan. Perusahaan membutuhkan orang yang ahli digital marketer, konten kreatif, dan live streamer.

Penulis: Januar Pribadi Hamel | Editor: Januar Pribadi Hamel
Dokumentasi LAF Project
Live streamer LAF Project Mentari Luthfika Dewi sedang berjualan melalui fitur live streaming. 

TRIBUNJABAR.ID - ERA digital mengubah semua tatanan. Tak terkecuali dunia kerja. Perusahaan membutuhkan orang yang ahli digital marketer, konten kreatif, dan live streamer.

Keperluan untuk berjualan di media sosial membuat muncul profesi-profesi yang relatif baru tersebut.

Berjualan di dunia digital membutuhkan orang yang bisa menyebarkan brand produk sekaligus menjerat pembeli.

Live streamer adalah profesi relatif baru dalam digital marketing.

Baca juga: Parade Foto Launching Aktivasi Kampung Wisata Kreatif Sentra Sepatu Cibaduyut

Kehadiran fitur live streaming di market place dan media sosial dimanfaatkan perusahaan untuk menjual produk-produknnya.

Hal ini membuka peluang pengusaha lebih luas lagi untuk memasarkan produk-produknya.

Itu juga yang dilakukan LAF Project. Produsen sepatu dan sandal travel ini tak mau tertinggal oleh kompetitor.

"Kami harus memaksimalkan semua potensi yang bisa menghasilkan penjulan. Salah satunya adalah memanfaatkan fitur live streaming di Tiktok," kata owner LAF Project, Muhamad Yusuf Sahroni  (33), di Kantornya M Square, Cibaduyut, Kota Bandung, Sabtu (18/3/2023).

Baca juga: Uniknya Produsen Sepatu Kulit Lokal Hadirkan Koleksi Genus, Beri Pesan Lestarikan Hewan Langka

LAF Project adalah brand lokal yang memproduksi sepatu dan sandal travel di Kota Bandung. Brand ini sudah berdiri sejak 2018.

Yusuf sangat mengerti jika tidak mengikuti perkembangan maka produknya bakal sulit untuk terjual.

Dia pun kemudian merekrut tiga orang live streamer untuk memasarkan produk-produknya di fitur Tiktok tersebut.

Ketiga live streamer tersebut berstatus freelance. Mereka merupakan anak-anak muda yang pintar berkomunikasi dan bisa mempengaruhi orang untuk membeli hanya lewat layar handphone.

Webinar bertajuk menciptakan peluang kerja melalui usaha kreatif dalam masa pemulihan ekonomi yang diselenggarakan oleh Tribunjabar.id dan Disnaker Kota Bandung, Rabu (22/12/2021).
Dari kiri ke kanan: Pemimpin Redaksi Tribunjabar.id, Adi Sasono; Pengamat Ekonomi Unpas, Acuviarta Kartabi; Ketua SBSI 92 Kota Bandung, Hermawan; Senior Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Nursida; dan Founder Laf Project, M Yusuf Sahroni.
Webinar bertajuk menciptakan peluang kerja melalui usaha kreatif dalam masa pemulihan ekonomi yang diselenggarakan oleh Tribunjabar.id dan Disnaker Kota Bandung, Rabu (22/12/2021). Dari kiri ke kanan: Pemimpin Redaksi Tribunjabar.id, Adi Sasono; Pengamat Ekonomi Unpas, Acuviarta Kartabi; Ketua SBSI 92 Kota Bandung, Hermawan; Senior Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Nursida; dan Founder Laf Project, M Yusuf Sahroni. (Tribun Jabar/Cipta Permana)

"Pasar kami mulai dari 19 tahun hingga 30 tahun. Jadi kami merekrut mereka yang muda-muda sesuai pasar kami," katanya.

Yusuf mengaku pelamar tak memerlukan ijazah untuk menjadi karyawan di perusahaannya.

Dia, katanya, hanya butuh orang yang portfolio-nya memadai sesuai kebutuhan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved