Peringatan Bandung Lautan Api

Besok Tepat 77 Tahun Bandung Lautan Api, Begini Sejarahnya, Pengorbanan Rakyat demi Kemerdekaan

Peristiwa Bandung Lautan Api bermula dari datangnya tentara Sekutu yang dibonceng tentara NICA Belanda ke Bandung, Jawa Barat, 12 Oktober 1945.

Editor: Hermawan Aksan
tribun jabar/gani kurniawan
Monumen Bandung Lautan Api di Kota Bandung. Besok, Jumat, 24 Maret 2023, tepat 77 tahun yang lalu, api berkobar di seluruh Bandung. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Besok, Jumat, 24 Maret 2023, tepat 77 tahun yang lalu, api berkobar di seluruh Bandung.

Saat itu si jago merah melahap rumah-rumah penduduk dan banyak bangunan vital, membumihanguskan sudut-sudut Kota Kembang.

Kini sejarah mencatat peristiwa tersebut sebagai Bandung Lautan Api, jerih payah para pejuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Awal mula

Peristiwa Bandung Lautan Api bermula dari datangnya tentara Sekutu yang dibonceng tentara NICA Belanda ke Bandung, Jawa Barat, 12 Oktober 1945.

Baca juga: Parade Foto Tarawih Perdana di Masjid Raya Bandung

Saat itu Indonesia baru 2 bulan memproklamasikan kemerdekaan sehingga kondisi pertahanan dan keamanan Tanah Air belum cukup stabil.

Dikutip dari buku Bandung 1945-1946 (2019) karya Egi Azwul Fikri, kedatangan Sekutu memicu kemarahan rakyat.

Bagaimana tidak, Sekutu di bawah Brigade Mac Donald menuntut agar semua senjata di tangan penduduk Bandung yang sebelumnya dilucuti oleh para pemuda dari tentara Jepang diserahkan ke pihak Sekutu.

Tentara Sekutu juga membangun markas di sejumlah hotel di sudut-sudut Kota Bandung.

Rakyat pun dibuat naik pitam.

Akhirnya, 21 November 1945 malam, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) serta badan-badan perjuangan melancarkan serangan ke markas-markas Sekutu di Bandung Utara.

Tak menyerah, tiga hari setelah serangan tersebut, Brigade Mac Donald mengultimatum rakyat agar mengosongkan Bandung Utara selambat-lambatnya pada 29 November 1945.

Sekutu juga membagi Kota Bandung menjadi dua wilayah, Bandung Utara untuk wilayah kekuasaan mereka dan Bandung Selatan buat pemerintah RI.

Situasi kian memanas. Ultimatum itu dijawab pasukan Indonesia dengan mendirikan pos-pos gerilya di berbagai titik.

Selama bulan Desember terjadi beberapa pertempuran di berbagai tempat, antara lain Cihaurgeulis, Sukajadi, Pasir Kaliki, dan Viaduct.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved