Ranca Upas Bandung Rusak

Pakar Taksonomi Tumbuhan Unpad sebut Bunga Rawa yang Rusak di Ranca Upas Bandung Sangat Langka

Pakar Taksonomi Tumbuhan Unpad, Joko Kusmoro menyebut Bunga Rawa yang rusak di kawasan wisata Ranca Upas, masuk dalam klasifikasi sangat langka.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Darajat Arianto
istimewa
Bunga rawa. Pakar Taksonomi Tumbuhan Universitas Padjadjaran (Unpad), Joko Kusmoro menyebut Bunga Rawa yang rusak di kawasan wisata Ranca Upas, Kabupaten Bandung masuk dalam klasifikasi sangat langka. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pakar Taksonomi Tumbuhan Universitas Padjadjaran (Unpad), Joko Kusmoro menyebut Bunga Rawa yang rusak di kawasan wisata Ranca Upas, Kabupaten Bandung masuk dalam klasifikasi sangat langka.

Bunga Rawa tersebut hanya tumbuh di dua tempat di Indonesia.

Pertama, di kawasan Ranca Upas dan kawasan Danau Ciharus, Kabupaten Garut.

"Di tempat yang lain saya belum menemukan. Yang saya ketahui di Ranca Upas, di Danau Ciharus juga kayaknya masih ada gitu," ujar Joko saat dihubungi, Sabtu (11/3/2023).

Dikatakan Joko, bunga rawa yang memiliki nama latin Ericaulon Brownianum Mart itu, merupakan tumbuhan herba yang hidup sepanjang tahun.

Bunga Rawa, kata dia, terlihat seperti rumput. Tapi, di ujung atasnya terdapat bunga berwarna putih.

Baca juga: Kawasan Ranca Upas Resmi Ditutup untuk Umum, Perhutani Larang Kegiatan Trail dan Offroad

Habitat Bunga Rawa, kata Joko, berada di daerah rawa atau tepi danau dataran yang memiliki ketinggian 1.600 hingga 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Hal ini berbeda dengan Bunga Edelweiss atau Anaphalis Javanica yang habitatnya di dekat kawah atau puncak gunung.

"Bunga Rawa sering juga disebut bunga abadi tapi berbeda dengan Edelweiss," katanya.

Selain itu, menurutnya, ada juga tumbuhan yang serupa dengan Bunga Rawa yang ditemukan di Gunung Dieng, Aceh serta Sumatera Barat.

Namun, kata dia, jenisnya itu berbeda dan memiliki nama latin Ericaulon Sp.

Menurutnya, jangankan diinjak atau dipakai lintasan motor trail, keberadaan Bunga Rawa bisa saja hilang hanya karena keberadaan manusia di sekitarnya.

"Dia tuh, (Bunga Rawa) sebetulnya kena bau keringat juga bisa lama kelamaan tidak beradaptasi," ucapnya.

Baca juga: Ranca Upas Bandung Rusak, Polisi Tunggu Dinas Lingkungan Hidup Apakah Bisa Dinaikkan ke Penyidikan

Joko meminta kepada pihak-pihak yang berwenang agar melindungi tumbuhan tersebut.

Sebab, selain untuk kelestarian lingkungan, keberadaan bunga itu pun sangat penting untuk ranah akademik.

"Kalau sudah hilang kayak gitu, mungkin tidak ditemukan lagi," katanya. (*)

Silakan baca berita Tribunjabar lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved