Distan Kabupaten Cirebon Siaga Penularan Virus LSD Pada Ternak, Wilayah Ini Paling Banyak Terjangkit

Dinas Peternakan Kabupaten Cirebon mewaspadai penularan virus LSD pada ternak. Distan Cirebon paparkan wilayah mana saja ternak yang terpapar LSD.

TRIBUNCIREBON.COM/AHMAD RIPAI
Sejumlah sapi di Kuningan terancam positif penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) alias Lato-lato setelah ditemukan adanya beberapa sapi perah di kalangan peternak sapi, Selasa (7/3/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau biasa disebut peternak sebagai penyakit lato-lato tampaknya mulai menjangkit hewan ternak di Kabupaten Cirebon.

Tercatat puluhan hewan ternak telah dinyatakan positif terjangkit lato-lato di 15 wilayah se-Kabupaten Cirebon.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, mengatakan bahwa hingga kini terdapat 83 ekor sapi yang positif terpapar lato-lato.

"Kasus LSD paling banyak di Kecamatan Gebang, jumlahnya mencapai 33 ekor sapi," kata Alex Suheriyawan saat dihubungi melalui pesan singkatnya, Sabtu (11/3/2023).

Alex mengatakan bahwa Kecamatan Susukan berada di peringkat kedua menjadi wilayah terbanyak kasus penyakit lato-lato yang mencapai 14 ekor sapi.

Sementara sebaran kasus di wilayah lainnya rata-rata hanya satu hingga empat ekor ternak yang dinyatakan positif terpapar penyakit lato-lato.

Alex menuturkan bahwa penyebaran penyakit lato-lato mulai merebak di Kabupaten Cirebon sejak Desember 2022 dan hingga kini masih mengancam.

"Kami sudah menangani kasus LSD ini, dan diharapkan penyebarannya tidak semakin meluas di Kabupaten Cirebon," ujar Alex Suheriyawan.

Sementara Sekretaris Distan Kabupaten Cirebon, Encus Suswaningsih, menambahkan bahwa penyakit lato-lato biasanya menular secara langsung melalui kontak dengan kulit.

Bahkan, virus LSD juga turut diekskresikan melalui darah, leleran hidung maupun mata, air liur, hingga susu hewan ternak yang terpapar.

"Penularan penyakit LSD yang biasanya menyerang sapi atau kerbau ini juga dapat terjadi secara intrauterine," ujar Encus.  (*) 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved