Ibu Hamil Ditolak RSUD Subang

Buntut Kasus Ibu Hamil Meninggal, Legislator PKB Harap Ada Perbaikan Manajemen RSUD Subang

Anggota DPR RI dari dapil Jabar IX, KH Maman Imanulhaq pun ikut geram mendengar kabar ibu meninggal dunia yang sempat ditolak RSUD Ciereng, Subang.

Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Darajat Arianto
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
Anggota DPR RI dari dapil Jabar IX, KH Maman Imanulhaq pun ikut geram mendengar kabar ibu meninggal dunia yang sempat ditolak RSUD Ciereng, Subang. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Duka mendalam masih menyelimuti hati Juju Junaedi, suami korban ibu meninggal dunia yang sempat ditolak RSUD Ciereng, Subang.

Kepergian istri dan bayinya itu benar-benar membuatnya sedih, apalagi kematian istri dan anak yang diharapkannya itu karena diduga tak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

Anggota DPR RI dari dapil Jabar IX, KH Maman Imanulhaq pun ikut geram mendengar kabar nahas itu.

Ia lantas meminta adanya investigasi serta proses hukum bila diperlukan terhadap segala pihak yang bertanggung jawab.

Tidak hanya itu, Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi itu pun mendesak Kementerian Kesehatan untuk mengevaluasi manajemen RSUD Subang.

Menurut Kiai Maman, kasus ini membuka tabir persoalan pada sistem manajeman rumah sakit.

Menurutnya, jangan karena urusan administratif, RS justru malah mengabaikan keselamatan nyawa pasien.

Apalagi RSUD Subang adalah rumah sakit milik pemerintah yang dibiayai oleh APBD.

"Jangan sampai kasus ini berulang. Di tengah usaha kita menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi, ada rumah sakit yang malah menolak pasien ibu yang melahirkan," kata Kiai Maman kepada wartawan, Kamis (9/3).

Anggota Komisi VIII DPR RI dari Dapil Majalengka, Subang, Sumedang itu pun telah mengutus timnya untuk bertemu dengan keluarga korban dan mencari tahu pangkal soal yang sebenarnya.

Ternyata, kata Kiai Maman, dari pengakuan suami korban memang betul pasien sempat ditolak karena alasan belum memiliki rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.

"Kabar ini melukai rasa kemanusiaan kita. Bagaimana mungkin seorang ibu yang ingin melahirkan dalam kondisi yang lemah justru tidak mendapatkan prioritas layanan kesehatan," ujarnya.

"Saya merasakan kemarahan publik karena memang kasus ini menggores nurani publik," kata Kiai Maman menambahkan.

Terakhir, Politisi PKB ini pun menuntut Kemenkes dan Pemda untuk segera melakukan evaluasi, mengaudit, dan mengambil tindakan lanjutan untuk mencari pangkal masalah, apakah ada kesalahan pada sistem pelayanan kesehatan atau karena kelalaian manajemen rumah sakit.

"Jangan sampai ada kasus-kasus serupa terjadi kembali karena lagi-lagi rakyat kecil yang akan jadi korbannya," ujar Kiai Maman. (*)

Silakan baca berita Tribunjabar.id lainnya, klik GoogleNews

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved