Bus Rapid Transit Akan Hadir di Bandung Raya, Pengamat Ingatkan soal Kebiasaan Masyarakat
Pakar transportasi publik dari Institut Teknologi Bandung sangat mendukung rencana adanya transportasi massal di Bandung Raya.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Giri
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pakar transportasi publik dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony Sulaksono, sangat mendukung rencana dari Dinas Perhubungan Jawa Barat menyiapkan transportasi massal berbasis bus serupa TransJakarta di Bandung Raya.
Bus Rapid Transit (BRT) ditargetkan beroperasi pada 2025.
Menurut Sony, rencana ini sebaiknya disegerakan.
Namun, ia berharap 17 trayek (koridor) atau rutenya tidak tumpang tindih dengan trayek yang ada.
Semisal, cekungan Bandung sudah ada Trans Metro Pasundan (TMP) yang dikelola dana dari pusat, lalu ada juga DAMRI.
"Kami berharap 17 (rute) tambahan itu tak mengambil rute yang sudah dipakai DAMRI atau TMP. Ya, enggak apa-apa jika overlap sedikit, tapi kalau bisa jangan mengambil terlalu banyak rute mereka," ujar Sony saat dihubungi melalui telepon, Senin (6/3/2023).
Sony mengatakan, keberadaan BRT ini seharusnya bisa mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di Kota Bandung dan sekitarnya.
Baca juga: Bandung Raya Akan Punya Bus Antimacet, Layani 17 Rute, Miliki Jalur Sendiri Seperti TransJakarta
"Namun, macet itu lebih ke masalah perilaku. Kebiasaan bepergian atau bertransportasi yang menggunakan kendaraan pribadi lalu beralih ke angkutan umum, itu enggak bisa tiba-tiba. Melainkan ada proses, pembelajaran, dan pembiasaan. Jadi, perlu setahap demi setahap," ujarnya.
Saat 17 koridor BRT sudah terbangun, kata Sony, kemungkinan pada tahun pertama belum terlalu ramai penggunanya.
Tetapi, tetap rencana ini perlu adanya dukungan dari kota dan kabupaten yang dilaluinya agar 17 rute itu benar-benar maksimal.
"Salah satu kontribusi penting kota dan kabupaten yang ada cekungan Bandung itu kan akses. Nanti harus jelas titik-titik pemberhentiannya dari bus yang dibuat titiknya di mana, kemudian oleh pemkot dan pemkab sediakan jalur pejalan kaki, serta haltenya. Tak kalah penting, edukasi masyarakatnya untuk menggunakan angkutan umum. Jangan sampai 17 rute itu terbangun, tapi oleh kabupaten dan kota justru didiamkan. Itu salah," katanya.
Terkait rencananya membuat BRT seperti TransJakarta, yakni memiliki jalan sendiri dan pembatas khusus, Sony mewanti-wanti perlu ada kehati-hatian dalam menerapkannya.
Baca juga: Anggota DPRD Jabar, Jajang Rohana: Harus Ada Transportasi Massal yang Terintergrasi di Bandung Raya
Tak boleh tiba-tiba, harus disosialisasikan terlebih dahulu.
"Jangan sampai kejadian seperti operasi busway di Jakarta terulang, di mana sudah membangun segala macamnya, tapi warga ramai-ramai menggunakan jalur itu. Jadi, itulah pentingnya pemerintah provinsi Jabar mengedukasi masyarakat dibantu kota dan kabupaten yang harus bersinergi bersama aparat kepolisiannya juga," ujarnya. (*)
BPBD Ingatkan Potensi Gempa Sesar Lembang di Bandung Raya, Bahaya Jika Bangunan Tak Tahan Guncangan |
![]() |
---|
Pencemaran Lingkungan Akibat Pakan Masih Jadi PR Industri Akuakultur, Butuh Inovasi |
![]() |
---|
KM ITB Tegaskan Tak Hadir di Pertemuan Bersama Dedi Mulyadi di Gedung Sate: Kami dari Awal Menolak |
![]() |
---|
ITB Tetapkan Perkuliahan Secara Daring untuk Seluruh Kampus Mulai 1 Hingga 5 September 2025 |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Bandung Raya Dalam Sepekan ke Depan, Berawan dan Potensi Hujan Ringan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.