Bandung Raya Akan Punya Bus Antimacet, Layani 17 Rute, Miliki Jalur Sendiri Seperti TransJakarta

Transportasi massal mirip TransJakarta akan beroperasi beroperasi di Bandung Raya. 

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Tribun Jabar/Kemal Setia Permana
Kemacetan yang terjadi di sekitar Jembatan Layang Cimindi, Cimahi, Rabu (4/8/2021). Transportasi massal mirip TransJakarta akan beroperasi beroperasi di Bandung Raya.  

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Transportasi massal mirip TransJakarta akan beroperasi beroperasi di Bandung Raya

Bus rapid transit (BRT) hasil kerja sama Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Perhubungan RI tersebut rencananya mulai beroperasi pada 2025.

"Saat ini kami masih menyiapkan segala sesuatunya, bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Rencana akan ada pilot project BRT pada 2024," ujar Analis Angkutan Darat Dishub Jabar, Teviani Wulansari, di Bandung, Senin (6/3/2023).

Ia mengatakan, kebutuhan akan transportasi massal di kawasan Bandung Raya sudah sangat mendesak.

Satu di antaranya untuk mengurai kemacetan lalu lintas di berbagai jalur utama aglomerasi Bandung Raya.

Seperti halnya TransJakarta, kata Teviani, BRT akan menggunakan jalur khusus atau dedicated street.

Dengan demikian, pengoperasiannya tidak terkendala kemacetan lalu lintas sehingga masyarakat tertarik untuk pindah dari penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Untuk trayeknya, BRT akan meluncur dari perbatasan Cimahi-Bandung atau sekitar Elang menuju ke Terminal Cicaheum.

Ada juga beberapa kawasan yang dilalui seperti Ciroyom, Asia Afrika, Ahmad Yani, hingga terakhir di Cicaheum.

"Untuk jalur yang kecil tidak akan pakai pembatas yang ditanam. Nanti ada skemanya sendiri," ujar Teviani. Total ada 17 rute yang nanti akan dilayani BRT.

Selain membuat jalan sendiri, BRT akan menyediakan halte khusus.

Untuk Seksi 1 dari Cimahi menuju Cicaheum ada 30 halte yang disiapkan.

Namun, berbeda dengan halte yang sudah ada, yang mengharuskan penumpang naik tangga sebelum naik bus Trans Metro Bandung (TMB), nantinya halte BRT akan berada di bawah karena bus yang digunakan menggunakan sistem low deck.

Penumpang pun tidak bisa naik atau turun sembarang tempat, tetapi harus di halte yang disediakan.

Dalam rangka pengurangan emisi karbon, BRT Bandung Raya pun bakal memaksimalkan penggunaan bus listrik.

Dari total seluruh bus yang dipakai rencananya 50 persen memakai bus listrik dan sisanya bus diesel. Namun, jika tidak mencapai persentase tersebut maka minimal 30 persen bus BRT nantinya memakai tenaga listrik.

"Jadi masih kita persiapkan berapa banyak yang memakai bus listriknya. Tapi skema itu sudah diperhitungkan oleh Dishub Jabar. Karena memang mahal ya kendaraan listrik ini sehingga butuh perencanaan penganggaran yang matang juga," ujarnya.

Rencana pengoperasian BRT, sebelumnya juga sempat disinggung Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Angkutan massal di kawasan Bandung Raya, ujarnya, memang sudah sangat dibutuhkan.

Sebab, sekitar 84 persen masyarakat saat ini sudah menggunakan kendaraan pribadi. Masyarakat harus mulai beralih ke kendaraan bertenaga ramah lingkungan.

"Dalam hitungan 20 sampai 30 tahun, kalau ini dibiarkan, ketika keluar rumah semua kena macet," ujar Gubernur usai peluncuran Angkutan Massal Bandung Raya Go Green di Kota Bandung, akhir tahun lalu.

Gubernur menyadari, keberadaan angkutan massal ini juga mungkin akan memicu kekhawatiran terhadap ekosistem angkutan umum.

Para sopir angkutan kota, ujar Emil, akan dikonversikan ke dalam bus BRT, dan sopirnya menjadi bagian konsorsium transportasi publik.

"Waktu jadi sopir angkot pendapatannya sekian, nanti jadi sopir bus pendapatannya juga sekian, hanya berubah yang tadinya sopir angkot nanti menjadi sopir bus," katanya.

Emil mengatakan, selama ini tak ada kebijakan dari Pusat yang membatasi kepemilikan kendaraan. Karena tidak ada aturan, maka orang serumah bisa punya tiga kendaraan, dari mulai bapaknya, ibunya, hingga anaknya.

"Sehingga mudahan ini menjadi perhatian kita semua khususnya kebijakan di pusat untuk menyeimbangkan juga antara ekonomi otomotif juga dengan realita lalu lintas yang terakhir," katanya. (muhamad syarif abdussalam)

Rute BRT Bandung Raya

1. Kebon Kalapa - Cibiru

2. Kebon Kalapa - Ledeng

3. Leuwipanjang - Dago

4. Elang - Cikudapateuh

5. Pajajaran - Antapani

6. Cibaduyut - Alun-alun

7A. Stasiun Padalarang - Alun-alun

7B. Stasiun Cimahi - Cicaheum

8. Ledeng - Terminal Antapani

9A. Leuwipanjang - Tegalluar

9B. Stasiun Hall - Tegalluar

10. Leuwipanjang - Soreang

11. Leuwipanjang - Jatinangor

12. Baleendah - Leuwipanjang

13. BEC - Baleendah

14. Sarijadi - Antapani

15. Lembang - Sukajadi (Ext)

16. KBP - Stasiun Padalarang

17. Baleendah - Banjaran (Ext)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved