Beredar video, Pihak RSUD Subang Meminta Maaf dan Tak Berniat Lakukan Pembiaran Kepada Pasien
Beredar video pernyataan RSUD Ciereng Subang terkait kematian ibu hamil yang diduga ditolak pihak RSUD. Isinya tentang permohonan maaf pihak RSUD.
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Kemal Setia Permana
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Setelah menjadi polemik, RSUD Subang akhirnya memberikan pernyataan terkait meninggalnya Kurnaesih (39), warga Kampung Citombe, RT 03/01 Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang, yang meninggal karena ditolak pihak RSUD Ciereng Subang.
Namun pernyataan ini diberikan melalui tayangan video yang beredar.
Dalam video tersebut, Direktur RSUD Subang, Ahmad Nasuhi, menyatakan permohonan maafnya kepada keluarga korban atas peristiwa yang terjadi.
“Kami mohon maaf kepada keluarga yang ditinggalkan, suami dan anak semoga diberi kesabaran," kata Ahmad dalam video yang beredar itu.
Ahmad mengaku turut perihatin atas peristiwa yang menimpa korban dan keluarganya. Menurutnya, satu nyawa pun kalau itu manusia sangatlah berharga.
"Itu menjadi beban kesedihan bagi kami. Jujur kami sedih dan merasa berdosa atas kasus yang menimpa Kurnaesih, semoga tak terulang dikemudian hari," ujar Ahmad.
Ahmad pun menybeutkan bahwa pada prinsipnya pihaknya akan melakukan pembenahan, baik di internal lingkungan pegawai, maupun eksternal dalam hal pelayanan.
"Terkadang apa yang kami lakukan dari sisi medis tidak bisa dipahami oleh masyarakat. Kami tegaskan tidak ada satu pun niat, membuat pasien kami ini parah bahkan sampai meninggal dunia,” katanya.
Ahmad menyatakan bahwa ke depan, belajar dari kasus kematian ibu dan bayi ini, pihak RSUD dan Dinkes Subang sudah berkomitmen untuk bersama-sama berupaya menurunkan kasus kematian.
“Kita akan benahi sistem rujukan yang baik, dan berjanji tak akan melakukan pembiaran pasien yang dalam keadaan darurat atau kritis,” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan, kasus kematian Kurnaesih (39) bermula saat korban dibawa ke RSUD Ciereng Subang dalam keadaan kritis, namun ditolak oleh pihak RSUD karena tak ada rujukan dari pihak Puskesmas Tanjungsiang.
Juju Junaedi, suami korban, mengatakan peristiwa terjadi pada Kamis (16/2/2023) saat dirinya memeriksakan sang istri ke bidan desa. Hasil pemeriksaan, kondisi bayi dan ibunya sehat.
"Namun, sekitar pukul 21.00, Kamis(16/2/2023), setelah diperiksa ke bidan, tiba-tiba istri saya mengalami muntah dan kejang-kejang. Sehingga saya langsung bawa ke Puskesmas Tanjungsiang dan dirujuk menggunakan ambulans Puskesmas ke RSUD Subang, karena kondisinya memang semakin kritis," kata Juju Junaedi, saat ditemui di kediamannya di Kampung Citombe, RT 03/01 Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Sabtu (4/3/2023),
Menurut Juanedi, awalnya, sang istri diterima oleh IGD RSUD. Namun ketika akan masuk ke ruang PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif, Red) untuk mendapatkan tindakan, pasien ditolak dengan alasan pihak RSUD belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang dan ruang PONEK penuh.
Tawuran Pelajar demi Konten di Subang Berakhir Maut, 1 Orang jadi Tersangka, 5 Anak Statusnya ABH |
![]() |
---|
SMPIT As-Syifa Juara 1 SIF 2025, Siswa Ciptakan Tempat Sampah Pintar Berbasis IoT |
![]() |
---|
Ribuan Paket Online Hangus di Tol Cipali: Truk Ekspedisi Terbakar di Subang, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Unik, Nama Wakil Bupati Sumedang ini Ternyata Singkatan "Alhamdulillah Dia Lahir" |
![]() |
---|
Tawuran Berdarah di Pantura Subang, Barawal Saling Tantang di Medsos, Satu Remaja Tewas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.