Komoditas Beras Picu Inflasi Februari 2023, Bank Indonesia Perkuat Pengendalian Inflasi

Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I 2023

Penulis: Nappisah | Editor: Adityas Annas Azhari
Tribun Jabar
Stok beras di Gudang Bulog Pegambiran, Jalan Ahmad Yani, Kota Cirebon, Jumat (17/2/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mencatat, laju inflasi secara month to month sebesar 0,35 persen. 

Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Jawa Barat, Dudung Supriyadi, mengatakan, andil beberapa komoditas terhadap Inflasi Bulan Februari 2023 secara month to month sebesar 0,1057 persen.  
 
"Beras masih memberikan andil tertinggi terhadap inflasi mtm Februari 2023. Kenaikan cukai tembakau berdampak terhadap naiknya harga rokok pada Februari 2023 ," ujarnya, secara virtual, dikutip Kamis (2/3/2023). 

Lebih lanjut, rokok kretek filter memberikan andil 0,0406, bawang merah memberikan andil 0,03398 , rokok putih memberikan andil 0,0163 persen dan cabai merah memberikan andil 0,0161. 

Illustrasi
Illustrasi (shutterstock)

"Secara year on years inflasi Jawa Barat sebesar 6,17 persen. Ini juga jauh diatas inflasi nasional year on year nasional sebesar 5,47 persen," tuturnya. 

Makanan, minuman dan tembakau, kata ia, inflasi sebesar 8,60 persen memberikan andil 2,1089. "Melihat perkembangan inflasi Februari 2023 secara year on years, andil terbesar beberapa komoditas diberikan oleh bensin sebesar 1,0524," ujarnya. 

Lebih lanjut, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,4293, tarif air minum PAM sebesar 0,3918, beras sebesar 0,3255. 

Baca juga: Meningkatnya Inflasi Masih Menjadi Tantangan Ekonomi Jabar di 2023

"Beras cukup tinggi di bulan Februari. Sebab, belum memasuki jadwal panen untuk wilayah Jawa Barat," imbuhnya. 

Inflasi yoy Februari 2023 merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Pada tahun 2019 sebesar 2,61 persen, tahun 2020 sebesar 3,72 persen, tahun 2021 sebesar 1,74 persen, tahun 2022 sebesar 2,05 persen dan tahun 2023 sebesar 6,17 persen.

"Komoditas yang harganya diatur pemerintah memberikan andil cukup tinggi terhadap inflasi yoy Februari 2023," katanya. 

Baca juga: Beras dan Cabai Merah Penyumbang Inflasi Tertinggi di Jawa Barat pada Januari 2023

Inflasi yoy Februari 2023 merupakan yang tertinggu dalam lima tahun terakhir. Kota Bandung, wilayah yang memberikan sumbangan inflasi tertinggi di Jawa Barat, memberikan andil sebesar 7,50 persen dan terendah di Kota Sukabumi memberikan andil sebesar 5,44 persen.

Sementara itu, dikutip melalui laman resmi Bank Indonesia, bersinergi erat pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. 

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahunan tetap terkendali sebesar 5,47 persen (yoy), meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 5,28% (yoy). 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya di Jalan Sutisna Senjaya, Kota Tasikmalaya, Selasa (20/8/2019).
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya di Jalan Sutisna Senjaya, Kota Tasikmalaya  

Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I 2023 dan inflasi IHK kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II 2023. 

Bank Indonesia akan terus memperkuat pengendalian inflasi, termasuk melalui koordinasi dengan Pemerintah guna memastikan berlanjutnya penurunan inflasi, termasuk pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). (*) 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved