SMKN 2 Garut Buka Kelas Industri yang Dilatih Perusahaan Otomotif, Ada Peluang Kerja di Mitsubishi
SMKN 2 Garut membuka kelas industri untuk mengembangkan keterampilan para siswanya di bidang otomotif agar bisa bersaing di dunia kerja.
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - SMKN 2 Garut membuka kelas industri untuk mengembangkan keterampilan para siswanya di bidang otomotif.
Kepala SMKN 2 Garut, Dadang Johar Arifin mengatakan, kelas tersebut juga dibuka untuk mempersiapkan siswa-siswanya agar bisa bersaing di dunia kerja.
"Kita juga sudah MoU dengan perusahaan Mitsubisi untuk membuka kelas industri. Kita harus punya perusahaan yang menggandeng agar bisa mentransferkan ilmu ke anak didik," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id, Selasa (21/2/2023).
Ia menuturkan dibukanya kelas industri tersebut untuk mempersiapkan anak didik yang siap bekerja setelah lulus sekolah.
Sejumlah anak didiknya juga saat ini tengah melaksanakan praktek kerja lapangan di sejumlah perusahaan besar.
"Anak-anak sekarang sedang melakukan praktek di sana, salah satunya Panasonic , mereka juga dibayar, tempat tinggal dipersiapkan, tidak menutup kemungkinan kalo anak-anaknya bagus bisa direkrut oleh perusahaan tersebut," ungkapnya.
Baca juga: Pasheman’90 Cerminan Ekrakurikuler Kreatif dan Berprestasi Dari SMKN 2 Garut
Dadang menjelaskan, saat ini pihaknya baru membuka dua kelas industri otomotif, siswa yang menjadi peserta merupakan siswa yang dipilih oleh pihak sekolah.
Mereka yang terpilih, merupakan siswa yang berprestasi yang memiliki nilai-nilai akademik yang baik dan memiliki perhatian lebih pada dunia otomotif.
"Jadi tidak semuanya jurusan masuk kelas industri. Jdi diambil sampelnya saja, mereka benih-benih yang terpilih yang kedepannya bisa membawa perkembangan dan kemajuan industri, dan sekolah," kata Dadang.
Training Manager MRTC Mitsubishi, Rudi Hermawan mengatakan, saat ini pihaknya terlebih dulu akan melatih para guru di SMKN 2 Garut untuk meningkatkan atau memperluas skala kemampuan.
Hal tersebut dilakukan agar tenaga pengajar mampu memahami setiap pelajaran yang akan diberikan kepada para siswa.
"Salah satu persyaratannya guru-gurunya harus di upscaling dulu sekalian di update kurikulumnya , sehingga guru itu tidak hanya menerima file atau materi dari kita tapi benar-benar sudah memahami," ujar Rudi.
Rudi menjelaskan, kondisi sebelumnya tidak banyak sekolah di Indonesia yang bekerjasama dengan pihak industri padahal hal tersebut penting untuk para siswa.
Baca juga: Keren, SMKN 8 Bandung Konversikan Motor Matic Jadi Listrik, Ini Keunggulannya
Jika hal tersebut berjalan, maka siswa akan menerima banyak manfaat dari sekolah dan dari industri secara langsung.
"Sehingga anak itu benar-benar komplet, dapat dua sentuhan di sekolah juga di industri. Inilah yang tidak didapatkan di sistem pendidikan sebelum-sebelumnya, yaitu kolaborasi industri dan sekolah," ucap Rudi. (*)
Silakan baca berita Tribunjabar.id terbaru lainnya di GoogleNews
Kemenkum Jabar Siap Hadirkan Layanan KI Terpadu untuk UMKM & Industri Kreatif Bandung |
![]() |
---|
Kadin Jabar Menilai Kondisi Geopolitik Dunia Berpengaruh pada Industri di Indonesia |
![]() |
---|
GIIAS Bandung 2025, Perkuat Posisi Strategis Jabar dalam Industri Otomotif Nasional |
![]() |
---|
Pameran Apparel Bergengsi Hadir di Bandung, Soroti Peluang Bisnis Dekorasi Pakaian |
![]() |
---|
Respons Dedi Mulyadi Soal Jabar Jadi Daerah dengan Angka PHK Tertinggi di Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.