Alasan Mengapa Inggit Garnasih Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Sepenggal Kisah Perjuangannya

Reiza mengatakan, adalah Megawati Soekarnoputri yang meminta Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengusulkan Inggit Garnasih menjadi Pahlawan Nasional.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
Istimewa via TribunWow
Soekarno dan Inggit Garnasih. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Jawa Barat mengajukan Inggit Garnasih untuk ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional pada 2023.

Pengajuan ini didorong oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.

KETUA TP2GD Jabar, Reiza D Dienaputra, mengatakan selama ini Inggit Garnasih dikenal sebagai istri Proklamator RI Soekarno pada masa sebelum masa kemerdekaan, yakni 1923-1943.

Diskusi tentang Ibu Inggit Garnasih yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional dalam Acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (16/2/2023).
Diskusi tentang Ibu Inggit Garnasih yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional dalam Acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (16/2/2023). (TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD SYARIF ABDUSSALAM)

Inggit menjadi seorang istri yang selalu mendampingi Sukarno saat kuliah di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), dalam pengasingan, sampai perjuangan kemerdekaan.

Reiza mengatakan, adalah Megawati Soekarnoputri yang meminta Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengusulkan Inggit Garnasih menjadi Pahlawan Nasional.

Gubernur kemudian meminta TP2GD Jabar agar memproses semua pengajuannya.

"Ini keinginan dari Bu Megawati, bukan sebagai mantan presiden saja, tapi beliau pemimpin parpol besar di Indonesia dan juga putri Bung Karno dan Fatmawati. Beliau menyampaikan ke Pak Gubernur langsung, makanya kita langsung proses kajian penelitiannya," kata Reiza seusai acara Jabar Punya Informasi "Pengusulan Ibu Inggit Garnasih sebagai Pahlawan Nasional" di Gedung Sate, Kamis (16/2).

Ia mengatakan walaupun hanya beberapa bulan, ia tetap optimistis dapat mengajukan gelar Pahlawan Nasional untuk Inggit Garnasih sampai batas waktu 31 Maret 2023 kepada pihak Kementerian Sosial RI.

Ia masih melengkapi 9 berkas utama pengajuan gelar tersebut.

"Progresnya sekarang sudah 60 persen. Mungkin juga ada beberapa bagian yang perlu perjuangan besar untuk mendapatkannya untuk menyusun biografinya. Kalau informasi pada 1923-1943 mungkin mudah. Tapi antara 1943-1984 yang tidak mudah," tuturnya.

Inggit, ujar Reiza, mendampingi perjuangan Soekarno dari tahun 1921, saat Soekarno datang untuk menjadi mahasiswa di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), kemudian berkuliah di sana.

Inggit pun menjadi istri Soekarno selama 20 tahun, periode terlama sebagai istri Soekarno.

"Pernikahan ini menguatkan Soekarno muda. Karena Inggit lah yang bisa membuat Soekarno bisa menyelesaikan studi di THS. Kontribusinya luar biasa karena Soekarno tinggal di rumah Inggit. Inggit sampai jual perhiasan, barang kosmetik, sampai jual tanah, untuk perjuangan Soekarno supaya berhasil jadi insinyur," katanya.

Inggit pun tercatat berperan dalam berbagai kegiatan Perserikatan Nasional Indonesia yang didirikan Soekarno.

Juga mendampingi saat Soekarno diasingkan ke Ende, Bandung dan Bengkulu.

Inggit selalu membawakan makanan untuk Soekarno bersama koran dan berbagai informasi mengenai perkembangan pergerakan bangsa.

"Indonesia Menggugat" yang merupakan pidato pembelaan yang dibacakan oleh Soekarno pada persidangan di Landraad, Bandung, pada tahun 1930, dinilai tidak mungkin lahir tanpa berbagai informasi dari Inggit. Begitupun dengan karakter Soekarno yang terus berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, dinilai tidak akan terbentuk tanpa peran Inggit.

"Tanpa Inggit, bisa jadi beliau (Soekarno) tidak bisa lulus ITB dan tidak bisa kokoh selama masa penahanan dan akhirnya tidak jadi proklamator. Di balik pria hebat ada perempuan luar biasa," katanya.

Reiza mengatakan untuk menyelesaikan berkas-berkasnya, ia masih harus mewawancara berbagai pihak terkait biografi Inggit. Di antaranya, wawancara dengan Megawati Soekarnoputri.

Tiga Nama

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Elis Kartini, mengatakan Pemprov Jabar akan mengajukan tiga nama lainnya bersama Inggit Garnasih, menjadi Pahlawan Nasional.

Pertama adalah Mochtar Kusumaatmadja yang merupakan diplomat dari Bandung, Kiai Haji Sholeh Iskandar dari Bogor, dan Raden Ma'mun Nawawi daei Bekasi.

"Data dari Dinsos Jabar dan ini sudah diklarifikasi dengan data Kemensos, dari 1963 sejak penetapan Ir H Djuanda sampai 2022, Jabar sudah memiliki 14 Pahlawan Nasional. Mohon doa dan dukungan untuk menggaungkan pengajuan nama pahlawan nasional lainnya dari Jabar," katanya.

Ia mengatakan tiga nama selain Inggit Garnasih sudah diproses berkas pengajuannya sebelum 2023. Proses pemberesan berkas untuk Inggit Garnasih, katanya, optimistis dapat diselesaikan sebelum deadline.( Muhamad Syarif Abdussalam/Tribun Jabar)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved