Dulu Diluncurkan Kemendag, Minyak Goreng 'Minyakita' Kini Langka di Cimahi, Harga Tak Sesuai HET
Ketika barang tersedia, para pedagang harus membeli Minyakita satu paket dengan merek yang lain dengan harga yang mahal
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Minyak goreng curah dalam kemasan sederhana yang diluncurkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan merek Minyakita saat ini sudah mulai langka di pasar tradisional yang ada di Kota Cimahi.
Di Pasar Atas Baru Kota Cimahi, minyak goreng curah yang dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14 ribu itu kini sudah kosong di setiap kios pedagang, sedangkan jika masih ada, hanya stok minyak sisa yang jumlahnya hanya sedikit.
Pedagang kelontongan di Pasar Atas Baru Cimahi, Hana Subiarti (51) mengatakan, untuk saat ini pihaknya sudah kesulitan mendapatkan Minyakita tersebut, padahal konsumen masih banyak yang mencari minyak subsidi ini.
"Saya sebagai pengecer kesulitan mendapatkan barang, kalau yang pesan banyak. Biasanya tiga hari sebelum datang itu sudah dipesan karena minyak subsidi hanya Minyakita, tapi ternyata tidak ada untuk masyarakat umum," ujarnya saat ditemui, Rabu (1/2/2023).
Baca juga: Minyakita, Minyak Goreng dari Kemendag Sudah Ada di Bandung Barat, Belinya Tak Perlu Pakai Aplikasi
Ia mengatakan, ketika barang tersedia, para pedagang harus membeli Minyakita satu paket dengan merek yang lain dengan harga yang mahal atau tidak sesuai dengan HET yang sudah ditentukan pemerintah.
"Ada barang tetapi harus dibending dengan barang lain, misalnya kita membeli Minyakita 2 dus, harus membeli produk minyak merek Promoo atau Resto 1 dus. Jadi kalau saya membeli Minyakita 10 dus, otomatis kita harus membeli minyak Promoo itu 5 dus," kata Hana.
Sementara untuk harga Minyakita, kata dia, saat ini harga dari sales tetap Rp 14 ribu per liter sesuai HET, sehingga para pedagang harus menaikan harga tersebut menjadi Rp 15 ribu per liter.
"Tapi kita menjual Rp 15 ribu per liter pun masih ramai yang beli karena brand lainnya masih dijual dengan harga Rp 18 sampai Rp 20 ribu per liter. Jadi, Minyakita masih menjadi pilihan karena harganya masih Rp 15 ribu per liter," ucapnya.
Sementara untuk harga Minyakita di pasar sesuai HET, kata Hana, hingga saat ini sudah tidak ada karena harga yang sesuai dari pemerintah itu hanya dari sales saja, sehingga pedagang harus menjual harga di atas HET untuk mendapatkan keuntungan.
"Saya tidak tahu kenapa mekanismenya seperti itu, jadi tidak sesuai dengan yang diarahkan oleh pemerintah, kesalahannya dimana kami pedagang kurang tahu," ujar Hana.
Pedagang Ayam Potong di Pasar Tradisional Cimahi Terusik Lapak Pinggir Jalan, Omzet Turun |
![]() |
---|
Cimahi Hasilkan 250 Ton Sampah Sehari: 119 Ton ke TPA Sarimukti, Pemkot Putar Otak Tangani Sisanya |
![]() |
---|
Pemkot Cimahi Pastikan Pengangkutan Sampah Aman Meski Ada Aturan Baru di TPA Sarimukti |
![]() |
---|
Program 3 Juta Rumah Hampir Mustahil Direalisasikan di Cimahi, Lahan Terbatas dan Tanah Mahal |
![]() |
---|
Mengatasi Kemacetan dan Meningkatkan Estetika, Pembangunan Bundaran Jati Kota Cimahi Sudah 60 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.