Mengenal Stasiun Jatibarang, Stasiun Terbesar di Indramayu, Pernah Jadi Saksi Kedatangan Ir Soekarno

Stasiun Jatibarang memiliki sejarah panjang dalam pembangun daerah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Stasiun Jatibarang di Desa/Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, stasiun terbesar di Kabupaten Indramayu. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Stasiun Jatibarang memiliki sejarah panjang dalam pembangun daerah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Stasiun ini dibangun bersamaan dengan jalur kereta api Cikampek menuju Cirebon. Pembangunannya saat itu selesai dikerjakan pada 3 Juni 1912.

Tujuan saat itu untuk menghubungkan jalur Staatsspoorwegen (SS) dengan jalur Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS).

Lokasi stasiun kereta api kelas besar tipe C ini tepatnya berada di depan Alun-alun Jatibarang di Desa/Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu.

Baca juga: Ratusan Murid SD di Indramayu dalam Bahaya, Belajar di Sekolah yang Nyaris Roboh

Stasiun Jatibarang termasuk dalam PT KAI Daop 3 Cirebon pada ketinggian +8m.

"Stasiun Jatibarang merupakan stasiun utama dan terbesar serta teramai yang ada di Kabupaten Indramayu," ujar Manajer Humas PT KAI Daop 3 Cirebon, Ayep Hanapi, kepada Tribuncirebon.com, Minggu (29/1/2023).

PT KAI Daop 3 Cirebon mencatat volume jumlah penumpang naik di Stasiun Jatibarang pada 2018 mencapai 267.967 orang dan volume penumpang turun mencapai 245.891 orang.

Pada tahun 2019, jumlah penumpang naik mencapai 284.353 orang dan penumpang turun mencapai 264.307 orang.

Baca juga: Tiga Pasangan Pelajar Diamankan Polisi dari Indekos di Karangampel Indramayu

Pada tahun 2020, jumlah penumpang naik mencapai 81.353 orang dan penumpang turun mencapai 79.005 orang.

Dahulunya, Stasiun Jatibarang memiliki percabangan menuju ke Jakarta, Indramayu, Balongan, dan Cirebon.

Khusus untuk jalur menuju Indramayu dan Balongan sekarang sudah tidak aktif lagi.

Jalur Jatibarang-Indramayu ini diketahui memiliki panjang lintasan 18,7 kilometer.

Jalur tersebut dibangun dan diresmikan pada 15 September 1912 oleh perusahaan Staatsspoorwegen (SS) untuk melayani angkutan hasil bumi.

Namun, saat ini jalur itu sudah dinonaktifkan sejak 27 Juli 1973.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved