Sandiaga Uno Kena Roasting Kiky Saputri, Dilarang Nyapres 2024, Reaksi Menparekraf Jadi Sorotan

Kiky memuji Sandiaga Uno memiliki program dan kebijakan-kebijakan bagus dalam menjalankan tugasnya.

"Saya ngomong kayak gini karena saya sayang sama Pak Sandi. Menurut saya beliau menjadi Menteri Parekraf itu aduh itu keputusan yang sangat keren"

"Karena beliau punya program yang sangat bagus, saya tahu, ada desa wisata dan banyak program-program lainnya,"

"Jadi menurut saya udah lah Pak jadi Menteri aja udah gak usah aneh-aneh capres-capres lah," ujarnya.

Terakhir, Kiky Saputri menyinggung jika Sandiaga Uno soal trauma dan balik modal jika ingin nyapres 2024 nanti.

"Emang gak trauma apa? modal keluar banyak. Ya kan kemarin mau jadi wapres kalah, gak balik modal. Emang udah jadi menteri balik modal?,"

"Udah ya Pak anteng-anteng aja, kesayangan ibu-ibu nih," tutupnya.

Meski kena roasting Kiky Saputri, Menparekraf itu justru memuji keahlian sang komika tersebut.

Menurutnya, meski sudah sering diroasting, Kiky selalu menemukan materi untuk diroasting.

Sandiaga Uno juga menyinggung bahwa dirinya termasuk pecinta stand up comedy.

Pihaknya sebagai Menparekraf akan mendukung industri tersebut untuk berkembang dan terus maju di Tanah Air.

"Sebagai pecinta stand-up comedy, saya melihat industri ini terus maju dan berkembang di Indonesia. Menciptakan banyak peluang usaha dan lapangan kerja baru yang berkualitas. Keren," tulis Sandiaga Uno.

Baca juga: Sering Roasting Pejabat Negara, Kiky Saputri Ternyata Sering Diancam hingga Hampir Dipenjarakan

Sebagai informasi, Sandiaga Uno pernah gagal menjadi cawapres Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.

Saat itu, Sandiaga hadir bersama dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam sebuah acara di stasiun televisi.

Keduanya diminta duduk di tengah panggung, sementara Kiky lantas meroasting para tokoh yang digadang akan menjadi cawapres pilihan pada Pilpres 2024.

Kiky lantas melarang Sandiaga untuk kembali mencalonkan diri karena takut sang menteri trauma setelah sebelumnya gagal menjadi orang nomer dua di Indonesia.