Kasus Stunting di Kota Sukabumi, Masih di Bawah Angka Target, Ada 806 Anak

Jumlah anak yang mengalami stunting di Kota Sukabumi mencapai 4,03 persen atau 806 anak.

Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Giri
Istimewa
Acara Pencegahan stunting pada remaja di Sukabumi. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id  Sukabumi, Dian Herdiansyah

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Jumlah anak yang mengalami stunting di Kota Sukabumi mencapai 4,03 persen atau 806 anak.

Pemerintah Kota Sukabumi mengatakan, sejauh ini kasus stunting masih berada di angka di bawah yang ditargetkan.

Bahkan tahun sebelumnya terjadi tren penurunan kasus.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Wita Darmawanti, mengatakan, pada akhir 2022, ada penurunan angka stunting di Kota Sukabumi dari 5,94 menjadi 4,03.

"Target 14 persen Jawa Barat, zero news stunting itu kita berada di bawah. Kita masih 4,03 persen atau 806 orang," ujar Wita kepada Tribunjabar.id saat ditemui di kantornya, di Jalan Suryakuncana, Kota Sukabumi, Kamis (12/1/2023). 

Baca juga: 4 Ribuan Anak di Kuningan Terindikasi Stunting, Dandim Lektol Inf Bambang Kurniawan Lakukan Hal Ini

Untuk penanganan 14 persen stunting di Jawa Barat atau zero stunting secara nasional, dinas kesehatan terus berupaya berbagai langkah untuk menekan penurunan kasus. 

"Kami mengadakan pelatihan-pelatihan dengan kader posyandu juga tenaga kesehatan yang paling ekspert yang sudah terlatih seperti petugas gizi, bidan, dokter, dan perawat. Termasuk  diskusi membahas surveilans gizi," tutur Wita. 

Wita mengungkapkan, indikator seorang anak dinyatakan stunting, apabila tinggi badan tak sesuai dengan umur.

"Tingginya tidak sesuai umur maka perlu dicurigai itu stunting. Makanya tidak sembarangan perlu pemeriksaan dokter terlebih dahulu," ucapnya. 

Kemudian, seperti adanya kesalahan dari human error pun bisa terjadi, seperti halnya adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran anak.

Baca juga: Setiap Rabu Siswi SMP di Ciamis Minum Obat Tambah Darah di Sekolah untuk Cegah Stunting

"Misalnya ada yang keliru sedikit, ini bisa berbahaya. Ini perlu adanya validasi dan alhamdulillah fasilitas seperti alat ketepatan pengukuran di setiap posyadu kita sudah penuhi," ucapnya.

Upaya menggenjot penanganan stunting, ke depan pihaknya sudah menentukan bahwa setiap hari Senin di sekolah merupakan hari minum tablet tambah darah di Kota Sukabumi.

"Ini akan dilakukan di setiap sekolah dan posyandu sebanyak 52 kali dalam setahun per pekan. Jadi mereka tiap satu pekan sekali harus minum tablet tambah darah, jangan terputus," katanya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved